Media Pembelajaran

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan penggunaan media, yaitu:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale</b></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKghJoGeEPrCuEhEL9QeQmGwKIO49jyLrwTsvuqkMRA3APjxW0K8RQQdSiegiSpAXBUYusUv650ks1pxxsmdRWc2K2aLlrm6F68lthvJPznNMMIIoj1jyrisJuO4tXJW3Ph4HUi66mnmk/s1600/media_pembelajaran.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKghJoGeEPrCuEhEL9QeQmGwKIO49jyLrwTsvuqkMRA3APjxW0K8RQQdSiegiSpAXBUYusUv650ks1pxxsmdRWc2K2aLlrm6F68lthvJPznNMMIIoj1jyrisJuO4tXJW3Ph4HUi66mnmk/s1600/media_pembelajaran.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Levie & Levie</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Stimulus visual membuahkan hasil yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dan konsep. Sebaliknya, stimulus verbal memberi hasil yang lebih baik apabila pembelajaran melibatkan ingatan yang berurutan (sekuensial).</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>c. Bruner (1966</b>)</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada 3 tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).</span><br /><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Beberapa fungsi media pembelajaran adalah : (1) Pemusat perhatian siswa; (2) Menggugah emosi siswa; (3) Membantu siswa memahami materi pembelajaran; (4) Membantu siswa mengorganisasikan informasi; (5) Membangkitkan motivasi belajar siswa; (6) Membuat pembelajaran menjadi lebih konkret; (7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra; (8) Mengaktifkan pembelajaran; (9) Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru; dan (10) Mengaktifkan respon siswa.</span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemusat perhatian siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik sebagai pemusat perhatian siswa. Apalagi jika media pembelajaran itu bersifat menarik. Guru IPS dapat menarik perhatian siswa misal dengan hanya menempel peta di papan tulis saat akan memulai pembelajaran. Siswa akan selalu terpusat perhatiannya kepada hal-hal baru yang ditunjukkan atau dibawa oleh guru ke dalam ruang kelas. Jadi jangan ragu untuk selalu menggunakan media pembelajaran. </span></li><li><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menggugah emosi siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Emosi siswa terhadap suatu hal (dalam hal ini materi pembelajaran) dapat dengan mudah digugah dengan menggunakan media pembelajaran. Misalnya saja, mereka dapat dengan cepat bersimpati dengan orang yang memiliki kekurangan fisik dengan hanya menonton video singkat tentang seorang cacat yang harus dapat melakukan beragam kegiatan sehar-hari secara mandiri. Dengan media pembelajaran serupa kita dapat membuat siswa mencintai lingkungan dan peduli dengan kelestarian alam sekitar. </span></li></ol></div></div><br /><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membantu siswa memahami materi pembelajaran, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jika guru ingin menggunakan media pembelajaran dan berhasil efektif, maka guru harus memilih media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang sesuai akan membantu siswa memahami materi pembelajaran yang sedang dibelajarkan. </span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membantu siswa mengorganisasikan informasi, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">B</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">erbagai media pembelajaran seperti tampilan power point yang dirancang dengan sungguh-sungguh, menyajikan grafik atau bagan-bagan, atau diagram, dapat membantu siswa mengorganisasikan materi pembelajaran dengan lebih mudah. Guru dapat menyajikannya dengan menambahkan pula simbol-simbol khusus sehingga memperkuat retensi (daya ingat) siswa.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membangkitkan motivasi belajar siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru yang menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat membuat suasana kelas lebih hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena media pembelajaran mempunyai fungsi penting yaitu sebagai pembangkit motivasi belajar. Siswa akan termotivasi untuk belajar bila guru mengajar di kelas mereka dengan menggunakan beragam media pembelajaran yang sesuai.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membuat pembelajaran menjadi lebih kongkret,</b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Banyak konsep-konsep abstrak yang harus dipelajari oleh siswa kita di kelas. Cara termudah untuk menyajikan sesuatu yang abstrak adalah dengan membantu mereka mengkongkretkannya melalui media pembelajaran. Pembelajaran yang abstrak sukar untuk ditangkap, berbalikan dengan pembelajaran yang lebih kongkret. </span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak peristiwa, konsep, atau objek yang harus dipelajari oleh siswa tetapi untuk menyajikannya secara langsung tidaklah mudah (bisa). Misalnya saja, jika guru ingin membawa siswa kepada masa-masa perang dunia ke-2 berkecamuk, maka guru dapat menyajikannya dengan media pembelajaran. Banyak video-video dokumentasi tentang perang dunia ke-2 ini tersedia di internet. Dengan menampilkannya di kelas pada saat pembelajaran, keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Pun jika misalnya guru ingin menyampaikan bagaimana bentuk seekor amuba yang sedang mengambil makanan, tentu hanya dengan menggunakan media pembelajaranlah tujuan ini dapat dicapai.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengaktifkan pembelajaran, </b> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dijamin, penggunaan media pembelajaran akan mengaktifkan pembelajaran di kelas. Apalagi media pembelajaran yang dipilih dapat mengaakomodasi banyak siswa dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengannya. Pembelajaran yang aktif terbentuk ketika siswa-siswa dapat berinteraksi tidak hanya dengan guru atau dengan siswa lainnya, tetapi juga dengan media pembelajaran.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak guru seringkali terbawa suasana mengajar yang berpusat pada guru.Ini bukan berarti pembelajaran berpusat pada guru tidak baik. Akan tetapi pembelajaran, apabila melulu dilaksanakan dalam setting berpusat pada guru akan mengakibatkan kebosanan pada diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan guru pada saat mengajar dapat mencegah guru untuk selalu terbawa pada kemungkinan ini, apalagi guru dengan cermat memilih media pembelajaran yang memungkinkan orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa</span><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.</b></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengaktifkan respon siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak siswa malas merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru karena guru monoton dan pembelajaran selalu begitu-begitu saja. Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai tujuan pembelajaran dapat mengatasi hal ini. Siswa akan memberikan respon positif terhadap / selama proses belajar mengajar berlangsung.</span></li><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Jenis-jenis Media Pembelajaran</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jenis Media Pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat banyak ragamnya. Dari yang paling sederhana dan murah, hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak yang meliputi :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media cetak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual diam</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio semi gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual semi gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio visual diam</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio visual gerak</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">visual gerak : film bisu</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">komputer : CAI</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sedangkan Henrich, dkk menggolongkan jenis media pembelajaran menjadi :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media yang tidak diproyeksikan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media yang diproyeksikan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media audio</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media video</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media berbasis komputer</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">multi media kit.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A. Media Visual</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Media yang tidak diproyeksikan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. </span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jenis-jenis media grafis adalah: 1) gambar / foto: paling umum digunakan 2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan. 3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme. 4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal. 5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Media proyeksi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: - Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu - Membuat sendiri secara manual</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>B. Media Audio</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Radio, Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>C. Media Audio Visual</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas</span><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.</b></li></ul></div>

Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar …

Read more »

Model-model Desain Pembelajaran

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran. Dikenal berbagai model disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu. Sebut saja: Model ADDIE, Model ASSURE,  Model Dick dan Carey, Model PPSI, Model AT dan T, Model Degeng, Model Pengembangan Instruksional (MPI), Model Gerlach dan Ely, Model Kemp, Model ISD dan lain sebagainya. Berikut beberapa model desain pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1. Model Dick and Carey</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah. Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana ditunjukkan Dick & Carey, bahwa telah banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan berhasil mengembangkan perangkat yang efektif.. Dick and Carey memilah sembilan tahap dalam merancang pembelajaran sebagai berikut:</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitSQnDsn5qUfTVnQ1flPmGXWbxkyvWHwRwEco7RJ_RCp9GnkLafqxcNu1Op83DDOJP_2U4sTPTZkqV3CtbMgZGIAVbnAgCTQqyBJmBlkBWlblt7moxZg6WDY1RiXOCnQhYSlGqdVACuE/s1600/dick_and_carey.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitSQnDsn5qUfTVnQ1flPmGXWbxkyvWHwRwEco7RJ_RCp9GnkLafqxcNu1Op83DDOJP_2U4sTPTZkqV3CtbMgZGIAVbnAgCTQqyBJmBlkBWlblt7moxZg6WDY1RiXOCnQhYSlGqdVACuE/s1600/dick_and_carey.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 1: Identify Instructional Goals</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 2. Conduct Instructional Analysis</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 3. Identify Entry Behaviors and Learner Characteristics</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 4: Write Performance Objectives</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 5. Develop Criterion-Referenced Test Items</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 6. Develop Instructional Strategy</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 7: Develop and Select Instructional Meterials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 8: Develop and Conduct Formative Evaluation </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 9: Develp and Conduct Summative Evaluation</span></li></ul></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2. Model ASSURE</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino, A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategy, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise (Tepen, 2012). Model disain pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini merupakan akronim dari:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">A nalilyze Learner</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">S tate Objectives</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">S elect Methods, Media,and Materials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">U tilize Materials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">R equires Learner Participation</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">E valuate and Revise</span></li></ul></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3. Model Gerlach dan Ely</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYuGRqtxZmjpQu5YMe4iDdwmgs8svDO005UE0cwKLrOYCWlV_2dlqkzMDt7FZ6mfatLKqaFaf28rTXGmN-3rwCzL_PkMWsBN-cz_ZXuAGxD1TUWLaxS9uFM56mTNK1lrLaj0l6ZA3lUlQ/s1600/gerlah_and_erly.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYuGRqtxZmjpQu5YMe4iDdwmgs8svDO005UE0cwKLrOYCWlV_2dlqkzMDt7FZ6mfatLKqaFaf28rTXGmN-3rwCzL_PkMWsBN-cz_ZXuAGxD1TUWLaxS9uFM56mTNK1lrLaj0l6ZA3lUlQ/s1600/gerlah_and_erly.png" /></a></div></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4. Model ADDIE</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan akronimnya  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analysis:  menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tepat dan menentukan kompetensi siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Design: menentukan  kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(diadaptasi dari Pribadi, 2010:127)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>5. Model Degeng</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang berkonteks model elaborasi yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis sumber belajar (kendala)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis karakteristik si-belajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara skematis kedelapan langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf98dprqGG3GorpfIxLpHZF8ffshu-L6YvAaH_ZcKMn4d0JouWgqjkozL5UTjNhPkKMO2yxvUe8xQKyikSnW4DsPNzrrP9DjCP9uB-CYhYYwyyOFByrWIHoxcWxKTqrygbeIYgkVSla-8/s1600/degeng.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf98dprqGG3GorpfIxLpHZF8ffshu-L6YvAaH_ZcKMn4d0JouWgqjkozL5UTjNhPkKMO2yxvUe8xQKyikSnW4DsPNzrrP9DjCP9uB-CYhYYwyyOFByrWIHoxcWxKTqrygbeIYgkVSla-8/s1600/degeng.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>6. Model PPSI</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Perumusan tujuan, terdiri dari:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus memenuhi 4 kriteria yaitu:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menggunakan istilah operasional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berbentuk hasil belajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berbentuk tingkah laku</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hanya satu jenis tingkah laku</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Pengembangan alat evaluasi, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Kegiatan belajar, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">4. Pengembangan program kegiatan, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menerapkan metode yang dipakai</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Alat pelajaran atau buku yang dipakai</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyusun jadwal</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">5. Pelaksanaan, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan pre tes</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyampaikan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan pos tes</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">d. Perbaikan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>7. Model J.E. Kem</b>p</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :</span><br /><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menganalisis karakteristik peserta didik</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan penjajagan awal (pre test)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan strategi belajar mengajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan evaluasi</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>8. Model ISD (Instructional system design).</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rancangan sistem pembelajaran  merupakan prosedur  terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Tahap Mengidentifikasi</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melakukan analisis instruksional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Tahap Mengembangkan</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menulis tujuan instruksional khusus</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menulis tes acuan patokan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyusun strategi instruksional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengembangkan bahan instruksional</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di dalamnya kegiatan merevisi </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Anda tentu akan mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai model-model disain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada setting yang spesifik</span></div></div></div>

Model-model Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba da…

Read more »

Strategi Belajar Mengajar

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Strategi Belajar Mengajar. Strategi belajar mengajar adalah salah satu komponen dalam sistem pengajaran. Komponen dari sistem pengajaran adalah tujuan, materi, strategi dan evaluasi. Strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, adapun mengajar yaitu memberi pelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Strategi belajar-mengajar, menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room  (1976) sebagaimana dikutip oleh W. Gulo dalam Strategi Belajar Mengajar (2002) ialah aplan, method, or series of activities designe to achicves a particular educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk melaksanakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Strategi dapat diartikan sebagai aplan of operation achieving something “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”. Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkat metode pengajaran tertentu. Dalam pengertian demikian maka metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi belajar mengajar. Unsur seperti sumber belajar, kemampuan guru dan siswa, media pendidikan, materi pengajaran, organisasi adalah: waktu tersedia, kondisi kelas dan lingkungan merupakan unsur-unsur yang mendukung strategi belajar-mengajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara ringkas Strategi Belajar Mengajar dapat didefinisikan dengan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A. Komponen Strategi Belajar Mengajar.</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Komponen-komponen yang  menjadi faktor penentu didalam strategi belajar mengajar antara lain :</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan</i>, Tujuan pengajaran merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar mengajar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Guru</i>, Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOl0kuQC6qnzXYkkq_lgdXkZHRHW9YyWPB2A4k44gm1uvczINO4a4x-GkWj8ZYnxMWad-A86f3qBt38C8Cae2DHdQxMxa8Prkw4BTar3ETmKVvG-N9_XyGgaJvEPKLEDoOSuhe2DRYlqs/s1600/guru_mengajar.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOl0kuQC6qnzXYkkq_lgdXkZHRHW9YyWPB2A4k44gm1uvczINO4a4x-GkWj8ZYnxMWad-A86f3qBt38C8Cae2DHdQxMxa8Prkw4BTar3ETmKVvG-N9_XyGgaJvEPKLEDoOSuhe2DRYlqs/s1600/guru_mengajar.jpg" /></a></div>kemampuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup dan wawasan. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Peserta didik</i>, Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik mempunyai latarbelakang yang berbeda-beda, hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi belajar mengajar yang tepat</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Materi pelajaran</i>, Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal (isi pelajaran dalam buku teks resmi/buku paket di sekolah) dan materi informal (bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Metode pengajaran</i>, Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Media Pengajaran</i>, Keberhasilan program belajar mengajar tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Faktor administrasi dan finansial</i>, Terdiri dari jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>B. Jenis-jenis Strategi Belajar Mengajar.</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berbagai jenis Strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Berdasarkan pertimbangan proses pengolahan pesan</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Deduktif</i>. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Induktif</i>. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Berdasarkan pertimbangan pihak pengolah pesan.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik</i>, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep yang dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatnya pemecahan masalah.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Belajar Mengajar Heuristik</i>, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem intruksional mengarah pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan konsep yagn mereka butuhkan. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Heuristik diharapkan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagai atas Diskoveri dan Inkuiri.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching)</i>. Dengan Pengajaran Beregu, dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang terpusat kepada suatu topik tertentu.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">4. Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Strategi klasikal.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Strategi kelompok kecil.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Strategi individual.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">5. Berdasarkan interaksi guru dengan siswa.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Strategi Tatap Muka</i>. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Strategi Pengajaran Melalui Media</i>.  Guru tidak langsung kontak dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">6. Berdasarkan model desain pelaksanaan evaluasi belajar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain pelaksanaan evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif, formatif, refleksi, dan kombinasi dari ketiganya.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Evaluasi sumatif</i>  ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan istilah lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya bermaksud mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan belajar (mastery learning) yang telah dicapai oleh siswa. Asumsi yang  mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu merupakan totalitas sejak awal sampai akhir, sehingga hasil akhir itu dapat kita asumsikan dengan hasil. Hasil penilaian ini merupakan indikator mengenai taraf keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut. Atas dasar itu, kita dapat menentukan apakah dapat dilanjutkan kepada program baru atau harus diadakan pelajaran ulangan seperlunya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Evaluasi formatif</i> ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama masih berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita baru menyelesaikan bagian-bagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan program atau bahan yang harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita menghendaki umpan-balik yang secara (immediate feedback), kelemahan-kelemahan dari proses belajar itu dapat segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin akan lebih merugikan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan kesalahan akan berlarut larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau kelemahan belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan reevaluasi sumatif (EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi keperluan pengambilan keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan kelulusan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Evaluasi reflektif</i> ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan sebelum proses belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan sebutan pre-test. Sasaran utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk mendapatkan indikator atau informasi awal tentang kesiapan (readliness)siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan) bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan belajar-menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang mungkin dapat dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya. Jadi, evaluasi reflektif lebih bersifat prediktif.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering juga dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test design. Tujuan penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita ingin mengetahui taraf keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan. Dengan cara demikian, kita akan mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar-mengajar tersebut. Sudah barang tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik, tetapi lebih komprehensi.</span></div></div>

Strategi Belajar Mengajar

Strategi Belajar Mengajar. Strategi belajar mengajar adalah salah satu komponen dalam sistem pengajaran. Komponen dari sistem pengajaran adalah tujuan, materi, strategi dan evaluasi. Strategi berarti …

Read more »

Metode-metode Pembelajaran

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode   pembelajaran,   karena   suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimpelementasikan strategi pembelajaran.</span></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Ceramah</b></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.</span></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">antara lain.</span><br /><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah   tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelemahan, di antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadinya verbalisme.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walau pun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Langkah-langkah</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Tahapan persiapan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mempersiapkan alat bantu</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Tahap Pelaksanaan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:  </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Langkah Pembukaan. Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah   sangat   ditentukan oleh langkah ini.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Langkah Penyajian. Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar ma</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">teri pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatanyang memungkinkan   siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tetap mengingat materi pembelajaran.   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perlu diperhatikan, bahwa ceramah akan berhasil baik, bila didukung oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab, tugas, latihan dan lain-lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Metode ceramah itu wajar dilakukan bila:  (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Demontrasi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta  atau data yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperagakan dan mempertunjukkan kepada  siswa  tentang  suatu proses, situasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran ekspositori dan inkuiri.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demontrasi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelebihan, di antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dijelaskan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelemahan, di antarannya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang berarti penggunaan metode   ini memerlukan pembiayaan yang lebih </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mahal dibandingkan dengan ceramah.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keberhasilan proses pembelajaran siswa.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Langkah-langkah Menggunakan Metode Demontrasi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Tahap Persiapan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Rumuskan   tujuan   yang   harus dicapai oleh   siswa   setelah proses   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">demonstrasi berakhir.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dilakukan.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lakukan uji coba demonstrasi.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Tahap Pelaksanaan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1) Langkah pembukaan.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diperhatikan, di antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">penting dari pelaksanaan demonstrasi.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperhatikan demonstrasi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ciptakan  suasana  yang  menyejukkan  dengan  menghindari  suasana </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang menegangkan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">itu.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3) Langkah mengakhiri demonstrasi.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Diskusi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang  menghadapkan siswa pada </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suatu</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLD1zFXDph3HAL6zB7oAf-xjnlYvAGDIxUwu0OJPbRDFiEHxEgea5NP0STR2WUrilWXiznZ14S3RePojvHNo5AgInaKN0dh80tvfeEQvXw5e3Ek9S2pU_cKWUt_jzz3unQ9z6dOMcPB0w/s1600/diskusi.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLD1zFXDph3HAL6zB7oAf-xjnlYvAGDIxUwu0OJPbRDFiEHxEgea5NP0STR2WUrilWXiznZ14S3RePojvHNo5AgInaKN0dh80tvfeEQvXw5e3Ek9S2pU_cKWUt_jzz3unQ9z6dOMcPB0w/s1600/diskusi.jpg" /></a></span></div><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.  </span><br /><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada   beberapa   kelebihan metode   diskusi, manakala   diterapkan   dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kegiatan belajar mengajar.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk   lebih kreatif, khususnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam memberikan gagasan dan ide-ide.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">setiap permasalahan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menghargai pendapat orang lain.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang memiliki keterampilan berbicara.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi kabur.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesu-ai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan yang direncanakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">langkah sebagai berikut:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Langkah Persiapan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan  tujuan  yang  ingin  dicapai,  baik  tujuan  yang  bersifat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">umum maupun tujuan khusus.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tu-juan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang ingin dicapai.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan masalah yang akan dibahas.  </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pelaksanaan diskusi, misalnya  ruang kelas dengan  segala  fasilitasnya, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">manakala diperlukan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Pelaksanaan Diskusi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelancaran diskusi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam   pelaksanaan   diskusi   hendaklah   memerhatikan   suasana atau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyudutkan, dan lain sebagainya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengeluarkan gagasan dan ide-idenya</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. Menutup Diskusi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dilakuan hal-hal sebagai berikut:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membuat   pokok-pokok   pembahasan   sebagai   kesimpulan   sesuai   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan hasil diskusi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengulas  jalannya  diskusi  dengan meminta  pendapat  dari  seluruh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Simulasi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">seakan-akan. Sebagai metode mengajar,   simulasi dapat diartikan   cara penyajian </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Metode simulasi bertujuan untuk: </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melatih keterampilan tertentu baik bersifat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperoleh pemahaman tentang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suatu konsep atau prinsip,</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melatih memecahkan masalah,</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">meningkatkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keaktifan belajar, </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memberikan motivasi belajar kepada siswa, </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melatih siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menumbuhkan daya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kreatif siswa, dan </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.  </span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Terdapat  beberapa  kelebihan  dengan  menggunakan  simulasi  sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode mengajar, di antaranya adalah:  </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,     </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">maupun menghadapi dunia kerja.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">disimulasikan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">antaranya:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan kenyataan di lapangan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam melakukan simulasi.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Jenis-jenis Simulasi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Sosiodrama</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masalah-masalah yang berkaitan dengan   fenomena sosial, permasalahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">remaja, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sosiodrama  digunakan  untuk memberikan  pemahaman dan penghayatan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memecahkannya.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Psikodrama</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tekanan-tekanan yang dialaminya.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. Role Playing</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dari   simulasi yang   diarahkan   untuk   mengkreasi   peristiwa   sejarah, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambar- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">an keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">d. Peer Teaching  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">e. Simulasi Game  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Simulasi game merupakan bermain peranan, para  siswa berkompetisi untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang ditentukan.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Langkah-langkah Simulasi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Persiapan Simulasi</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang  hendak dicapai oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">simulasi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">disimulasikan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  khususnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Pelaksanaan Simulasi</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru hendaknya  memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kesulitan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sedang disimulasikan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. Penutup</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan kesimpulan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Tugas dan Resitasi</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perpustakaan dan tempat lainnya.   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tugas meneliti, menyusun laporan, dan tugas di laboratorium.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Langkah-langkah menggunakan metode tugas/resitasi:  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Fase Pemberian Tugas  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan; tujuan yangn</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">akan dicapai, jenis tugas dan tepat, sesuai dengan kemampuan siswa, ada </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu yang cukup.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Langkah Pelaksanaan Tugas</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Fase Pertanggungjawaban Tugas</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hal yang perlu diperhatikan adalah:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada tanya jawab dan diskusi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes atau nontes atau cara lainnya.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut resitasi.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Tanya Jawab</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang  memungkinkan terjadinya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">komunikasi langsung yang  bersifat   two way traffic sebab pada saat yang sama </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya  hubungan timbal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">balik secara langsung antara guru. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini antara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lain:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk mengetahui   sampai   sejauh mana materi pelajaran   yang   telah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dikuasai oleh siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk merangsang siswa berfikir.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Memberi  kesempatan  pada  siswa  untuk mengajukan masalah  yang belum </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dipahami.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Jenis pertanyaan.  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan pertanyaan pikiran:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pertanyaan  ingatan,  dimaksudkan  untuk mengetahui  sampai  sejauh mana </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengetahuan sudah   tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kepada apa, kapan, di mana, berapa, dan yag sejenisnya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pertanyaan  pikiran,  dimaksudkan  untuk mengetahui  sampai  sejauh mana </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Tehnik mengajukan pertanyaan.  </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung kepada tehnik guru </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam mengajukan pertanyaanya. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">apabila:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bermaksud mengulang bahan pelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ingin membangkitkan siswa relajar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tidak terlalu banyak siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sebagai selingan metode ceramah.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Kerja Kelompok</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelompok). Kelompok bisa dibuat berdasarkan:  </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perbedaan individual dalam kemampuan belajar,  terutama bila kelas itu sifatnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">heterogin dalam belajar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perbedaan minat belajar, dibuat kelompok yang   terdiri atas siswa yang punya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">minat yang sama.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita berikan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengelompokan atas dasar wilayah tempat tinggal siswa yang tinggal da-lam satu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">wilayah yang dikelompokkan dalam satu kelompokan sehingga memudahkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">koordinasi kerja.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengelompokan  secara  random  atau dilotre,  tidak melihat  faktor-faktor lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ada kelompok pria dan kelompok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">wanita.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebaiknya   kelompok menggambarkan   yang   heterogin,   baik   dari   segi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemapuan belajar maupun jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan agar  kelompok- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelompok tersebut tidak berat sebelah (ada kelompok yang baik dan ada kelompok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang kurang baik). </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kalau dilihat dari segi proses kerjanya maka kerja kelompok ada dua macam, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yaitu kelompok jangka pendek dan kelompok jangka panjang.  </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu untuk bekerja dalam kelompok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut hanya pada saat itu saja, jadi sifatnya insidental.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok jangka panjang, artinya proses kerja dalam kelompok itu bu-kan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hanya pada saat itu saja, mungkin berlaku untuk satu periode tertentu sesuai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan tugas/masalah yang akan dipecahkan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk mencapai hasil yang  baik, maka faktor yang  harus diperhatikan dalam</span> <span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kerja kelompok adalah:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perlu adanya motif (dorongan) yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal  ini   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bergantung  kepada  kompleks  tidaknya masalah  yang akan dipecahkan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Persaingan yang sehat antarkelompok biasanya mendoronganak untuk belajar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berahsil tidaknya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kerja kelompok.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Problem Solving</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sampai kepada menarik kesimpulan. </span><br /><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Langkah-langkah metode problem solving.  </span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sesuai dengan taraf kemampuannya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lain-lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut  itu betul-betul cocok. Apakah  sesuai dengan  jawaban sementara atau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tentang jawaban dari masalah tadi.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Sistem Regu (Team Teaching)</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Team Teaching pada dasarnya ialah metode mengajar dua orang guru atau lebih </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa guru.   </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan keahlian yang dibutuhkan.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode Team Teaching.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Harus ada program pelajaran yang disusun bersama oleh team tersebut, sehingga </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">betul-betul jelas dan terarah sesuai dengan tugas masing-masing dalam team </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membagi tugas tiap topik kepada guru tersebut, sehingga masalah bimbingan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pada siswa terarah dengan baik.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Harus dicegah jangan sampai terjadi jam bebas akibat ketidak hadiran seseorang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">guru anggota tim</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Latihan (Drill)</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">permainan, pembuatan, dan lain-lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">rumus, dan lain-lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">peta, dan lain-lain.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Metode Karyawisata (Field-Trip)</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelas dalam rangka belajar. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisata diatas </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Langkah- langkah Pokok dalam Pelaksanaan Metode Karyawisata</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Perencanaan Karyawisata</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan tujuan karyawisata.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan objek kayawisata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan lamanya karyawisata.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyusun rencana belajar bagi siswa selama karyawisata.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Pelaksanaan Karyawisata</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Fase ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat karyawisata dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ditetapkan pada fase perencanaan di atas.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Tindak Lanjut</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada akhir karyawisata siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karyawisata.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selain dari metode-metode pembelajaran yang telah disebutkan diatas, masih banyak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lagi metode-metode lainnya yang dikembangkan oleh pakar pendidikan dan sebagai guru </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tentunya menjadi sebuah tantangan untuk mengimplementasikan metode-metode tersebut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">didalam proses pengajaran.</span></div></div>

Metode-metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapa…

Read more »