<b> 1.PENDAHULUAN</b><br />PUKAT IKAN ATAU PUKAT UDANG (TRAWL) PUKAT HARIMAU<br />ALAT TANGKAP BERBENTUK KERUCUT YANG DIOPERASIKAN DENGAN MENGHELA (TOWING)<br />UNTUK MEMBUKA MULUT JARING KE SAMPING DIGUNAKAN OTTER BOARD<br />KE ATAS DENGAN PELAMPUNG, KE BAWAH DENGAN PEMBERAT<br /><br /><b>2. KLASIFIKASI TRAWL</b><br />2.1. CARA MULUT JARING TERBUKA : BEAM TRAWL,<br />OTTER BOARD, DAN PARANZELLA<br />2.2. JUMLAH KAPAL YANG MENGOPERASIKAN : <br />SATU KAPAL DAN DUA KAPAL<br />2.3. LETAK ALAT SAAT DIOPERASIKAN : <br />PERMUKAAN, PERTENGAHAN DAN DASAR<br />2.4. JUMLAH PANEL (SIM): DUA. EMPAT DAN ENAM<br />2.5. JUMLAH ALAT TANGKAP YANG DIOPERASIKAN :<br />SATU DAN LEBIH DARI SATU<br />2.6. LETAK ALAT TANGKAP : BURITAN (STERN ) <br />DAN SAMPING (SIDE)<br />2.4. TUJUAN PENANGKAPAN : PUKAT UDANG, PUKAT IKAN <br />DLL<br /><br /><br /><b>KAPAL TRAWL (TRAWLER)</b><br />SYARAT KAPAL TRAWL:<br />Sanggup berlayar dgn. tenaga sediri sec.kontinyu<br />Sanggup berlayar dalam segala cuaca<br />Stabilitas yang tinggi dan memiliki palkah yang besar<br />Memiliki tempat persediaan : BBM, oli, makanan, air untuk keperluan operasi yang lama<br />Daya olah gerak yang baik<br />Daya tarik yang kuat<br /><br /><b>OPERASI PENANGKAPAN TERDIRI :</b><br /><br />PERSIAPAN<br />SETTING<br />TOWING<br />HAULING<br />PENANGANAN HASIL<br /><br /><br /><b>4.1. PERSIAPAN</b><br />PERSIAPAN DI DARAT MELIPUTI :<br />Alat tangkap, cadangannya dan kelengkapannya<br />Perbekalan : bahan makan, BBM, pelumas, air tawar, obat-obatan dan dukumentasi (surat-surat kapal)<br />Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berankat <br />Keadaan DPI (musim)<br />Laporan kapal lain yang sedang operasi penangkapan<br />Data hasil tangkapan tahun yang sudah lewat<br /><br /><b><br /></b><br /><b>PERSIAPAN DI LAUT</b><br />Persiapan di laut terdiri :<br />Membuka boom (kapal double rig trawl) bagian kanan dan kiri<br />Memasang warp pada block di tiang belakang (gallow) atau rig kanan kiri<br />Memasang otter board pada gallow<br />Menyambung jaring dengan warp atau atter board<br />Memasang stopper<br />Memasang try net pada posisinya<br /><br />Sumber: Suharto

 1.PENDAHULUANPUKAT IKAN ATAU PUKAT UDANG (TRAWL) PUKAT HARIMAUALAT TANGKAP BERBENTUK KERUCUT YANG DIOPERASIKAN DENGAN MENGHELA (TOWING)UNTUK MEMBUKA MULUT JARING KE SAMPING DIGUNAKAN OTTER BOARDKE AT…

Read more »

Nautical Fisherys: People's outlook for the Justice Coalition of Fisheries World Fisheries Day "Overcome Crisis, Make Justice Fisheries"

<a href="http://nautical-technology.blogspot.com/2009/11/peoples-outlook-for-justice-coalition.html">Nautical Fisherys: People's outlook for the Justice Coalition of Fisheries World Fisheries Day "Overcome Crisis, Make Justice Fisheries"</a><br /><br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /> </span>

Nautical Fisherys: People's outlook for the Justice Coalition of Fisheries World Fisheries Day "Overcome Crisis, Make Justice Fisheries"

Nautical Fisherys: People's outlook for the Justice Coalition of Fisheries World Fisheries Day "Overcome Crisis, Make Justice Fisheries" …

Read more »

Klasifikasi Jaring Insang Berdasarkan Metode Pengoperasian

Jaring insang tetap ( fixed gillnet atau set gillnet )<br />Jaring insang hanyut ( drift gillnet )<br />Jaring insang lingkar ( encircling gillnet )<br />Jaring insang giring ( frightening gillnet atau drive gillnet )<br />Jaring insang sapu ( rowed gillnet )<br /><br /><a name='more'></a><br /><br />Gambar sbb. :<br />1. Jaring insang tetap ( fixed gillnet atau set gillnet )<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0RsAhh9Q9v2IDr69pNpVvIl-5RlIqhJBwPg9DRBWss0s5_1N1n5BDt1Hxe37qg-sAznlYOjyUfNdaH8mifS4IiwDss_i2KLagb-ZC3sl4ZJAwuqO9yCTV3DvMSQi2W62jFObg2UmVRojy/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0RsAhh9Q9v2IDr69pNpVvIl-5RlIqhJBwPg9DRBWss0s5_1N1n5BDt1Hxe37qg-sAznlYOjyUfNdaH8mifS4IiwDss_i2KLagb-ZC3sl4ZJAwuqO9yCTV3DvMSQi2W62jFObg2UmVRojy/s400/Klasifikasi.jpg" /></a><br /></div><br />2. Jaring insang hanyut ( drift gillnet )<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigRY0kSxlbqyKS48A0tIKvM8joK259BZtEMiYXhswzGPd_pGo7au1UX_c6M5BKIU4yhux1JnLxI00wnPeIDui7UPcG59MrAd4Uqd_fNYEkBKJ21hF8Cy8Gqm1M3RK-eI5tM2W2AR14r9TQ/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigRY0kSxlbqyKS48A0tIKvM8joK259BZtEMiYXhswzGPd_pGo7au1UX_c6M5BKIU4yhux1JnLxI00wnPeIDui7UPcG59MrAd4Uqd_fNYEkBKJ21hF8Cy8Gqm1M3RK-eI5tM2W2AR14r9TQ/s400/Klasifikasi.jpg" /></a><br /></div><br />3. Jaring insang lingkar ( encircling gillnet )<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiRrhlzqJmLNelUBWQfFgZ5NemmKmTPZk6tRf5PHQEcFzVWsIN_iVoLqbWQ78NeDCiKElVnzceo1VJ9kjrWdxc-o3Gy2jVWRcTubxGMLTkxitDbvuDQoDhWcjoraw_DfUSIKQ6I8UoKewp/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiRrhlzqJmLNelUBWQfFgZ5NemmKmTPZk6tRf5PHQEcFzVWsIN_iVoLqbWQ78NeDCiKElVnzceo1VJ9kjrWdxc-o3Gy2jVWRcTubxGMLTkxitDbvuDQoDhWcjoraw_DfUSIKQ6I8UoKewp/s400/Klasifikasi.jpg" /></a><br /></div><br />4. Jaring insang giring (frightening gillnet atau drive gillnet)<br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggvR-VhdM5XRP3ZbyVTirw6RLcD-edBIDR2_dNIE8ob0H3glIj63YHRqwDnayhdfTU6aqCempuY9x7RDQwtEY7Bbj5DqHq4-4brSJHw1tOT_BtCtbzXRid7BHnCgY1vXFp3vMK5Ro0wR8O/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggvR-VhdM5XRP3ZbyVTirw6RLcD-edBIDR2_dNIE8ob0H3glIj63YHRqwDnayhdfTU6aqCempuY9x7RDQwtEY7Bbj5DqHq4-4brSJHw1tOT_BtCtbzXRid7BHnCgY1vXFp3vMK5Ro0wR8O/s400/Klasifikasi.jpg" /></a><br /></div><br />5. Jaring insang sapu ( rowed gillnet )<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1uaw7RBjkSiRwYAzOWlReVfNzOVkU6-YdHHLZ8gna2isJs-VkIm2CHxtQyooP0k-kUfsrLZ1mkQQ1JXi1pq8RMU0mbH_ac6OWtyNEH9I3J6hNjtz9IvA7N66h1GwnT_VTr_Fu5xoydiY0/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1uaw7RBjkSiRwYAzOWlReVfNzOVkU6-YdHHLZ8gna2isJs-VkIm2CHxtQyooP0k-kUfsrLZ1mkQQ1JXi1pq8RMU0mbH_ac6OWtyNEH9I3J6hNjtz9IvA7N66h1GwnT_VTr_Fu5xoydiY0/s400/Klasifikasi.jpg" /></a><br /></div>

Klasifikasi Jaring Insang Berdasarkan Metode Pengoperasian

Jaring insang tetap ( fixed gillnet atau set gillnet )Jaring insang hanyut ( drift gillnet )Jaring insang lingkar ( encircling gillnet )Jaring insang giring ( frightening gillnet atau drive gillnet )J…

Read more »

Jaring insang sapu ( rowed gillnet )

Bagian-bagian dari jaring insang baik itu jaring insang satu lembar, dua lembar maupun tiga lembar terdiri dari :<br /><br /><ul><li>Pelampung ( float )</li><li>Tali Pelampung ( float line )</li><li>Tali Ris Atas dan Bawah (head and ground rope)</li><li>Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah ( upper and under bolch line )</li><li>Srampad Atas dan Bawah ( upper and under selvedge )</li><li>Badan jaring atau jaring utama ( main net )</li><li>Tali Pemberat ( sinker line )</li><li>Pemberat ( sinker )</li></ul><br /><a name='more'></a><br /><br />1. Pelampung ( float )<br />Terbuat dari bahan yang mempunyai daya apung dengan bentuk beraneka ragam.<br />Nelayan jaring insang yang masih belum maju, ukuran, bentuk bahan dan daya apung dalam satu tingting (piece) berbeda-beda meskipun target tangkapannya sama. <br /><br />2. Tali Pelampung ( float line ) Adalah tali untuk memasang pelampung, terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lain yang bisa dipakai untuk tali pelampung. Arah pintalan tali pelampung dengan arah pintalan tali ris atas umumnya berlawanan ( pintal kanan atau S dan pintal kiri atau Z )<br /><br />3. Tali Ris Atas dan Bawah (head and ground rope) Tali ris atas fungsinya untuk menggantungkan badan jaring yang dipasang dibawah tali pelampung. Tali ris bawah untuk menggantungkan badan jaring dibagian bawah yang dipasang di atas tali pemberat. Panjang masing-masing tali ris ditambah sekitar 30 – 50 cm, untuk menyambung antara piece yang satu dengan piece yang lainnya.<br /><br />4. Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah ( upper and under bolch line ) Untuk mnggantungkan badan jaring pada tali ris.<br /><br />5. Srampad Atas dan Bawah (upper and under selvedge ) Adalah susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring utama. Tujuannya adalah sebagai penguat badan jaring untuk mempermudah pengoperasian jaring. Bahan serampad atas dan bawah sama dengan bahan badan jaring utama, nomor benangnya biasanya 2-3 kali lebih besar dari nomor benang jaring utama.<br /><br />6. Badan jaring atau jaring utama ( main net ) Badan jaring utama pada jaring satu lembar terdiri satu lembar. Badan jaring utama pada jaring dua lembar terdiri dari dua lembar jaring yang ukuran mata jaring dan tinggi mata jaring berbeda satu sama lain. Jenis jaring insang tiga lembar, terdiri dari satu lembar jaring bagian dalam dan dua lembar jaring bagian luar. Besar mata jaring bagian luar berkisar sekitar 5 – 6 kali besar mata jaring bagian dalam. Bahan jaringnya umumnya dari bahan amilan, nylon, tengus atau bahan sintetis lainnya.7. Tali Pemberat ( sinker line ) Dipakai untuk memasang pemberat yang bahanya dari tali sintetis. Arah pintalan tali pemberat dengan arah pintalan tali ris bawah.8. Pemberat ( sinker ) Terbuat dari bahan yang mempunyai daya tenggelam dengan bentuk yang beraneka ragam.<br /><br />Gambar-gambar gillnet :<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgye1bzWtPv_nsKTzE5M1-RkUQMVX1sGo2PgSxgRfaiEFWhTLC9LPBK5YpKTAQMbYGO39S1X-YApYQJ_CYGw4dGuBBKf_8eykBbamg7djlVgJiY9OAw6QAhvTqHmF7zBI6pj48xALNJfBZw/s1600/Klasifikasi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgye1bzWtPv_nsKTzE5M1-RkUQMVX1sGo2PgSxgRfaiEFWhTLC9LPBK5YpKTAQMbYGO39S1X-YApYQJ_CYGw4dGuBBKf_8eykBbamg7djlVgJiY9OAw6QAhvTqHmF7zBI6pj48xALNJfBZw/s400/Klasifikasi.jpg" width="272" /></a><br /></div>

Jaring insang sapu ( rowed gillnet )

Bagian-bagian dari jaring insang baik itu jaring insang satu lembar, dua lembar maupun tiga lembar terdiri dari :Pelampung ( float )Tali Pelampung ( float line )Tali Ris Atas dan Bawah (head and groun…

Read more »

TEKNIK PENGOPERASIAN GILLNET

<div style="text-align: justify;">Setelah tiba di fishing ground yang telah ditentukan (sebaiknya daerah yang bukan merupakan alur pelayaran). Pertama, turunkan pelampung tanda dan jangkar. Berikutnya turunkan jaringnya (setting). Setelah semua jaring diturunkan, maka dalam waktu sekitar 2 – 5 jam dibiarkan di air. <br /></div><a name='more'></a>Selanjutnya dilakukan penarikan jaring ke kapal (hauling). Pada waktu hauling, jaring diataur lagi untuk siap diturunkan pada setting berikutnya.Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi haripun penangkapan bisa dilakukan. Yang penting warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Jadi warna jaring disesuaikan dengan warna perairan.

TEKNIK PENGOPERASIAN GILLNET

Setelah tiba di fishing ground yang telah ditentukan (sebaiknya daerah yang bukan merupakan alur pelayaran). Pertama, turunkan pelampung tanda dan jangkar. Berikutnya turunkan jaringnya (setting). Set…

Read more »

Pandangan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Hari Perikanan Sedunia “Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan”

HARI INI, 21 November 2009, lebih dari 6 miliar penduduk bumi berefleksi mengenai tata interaksi mereka dengan ketersediaan sumber daya perikanan dan model pengelolaan global. Pada momentum bersejarah inilah, warga dunia dihadapkan pada dua krisis maha besar yang mengancam keberlangsungan kehidupan. Krisis yang sedang dialami umat manusia ini adalah: pertama, krisis pangan, termasuk di dalamnya ketersediaan sumber daya perikanan, <br /><a name='more'></a>yang menjadikan lebih dari 1 miliar warga bumi menderita kelaparan akut (FAO, 2009). Di Asia Tenggara, krisis ini adalah malapetaka. Betapa tidak, dengan kekayaan aneka sumber pangan, wilayah Asia Tenggara justru dihadapkan pada kondisi kekurangan pangan dan gizi dua kali lebih besar dibandingkan dengan wilayah Sub Sahara Afrika. Penyebabnya adalah 75 persen produk perikanannya hanya diperdagangkan untuk memenuhi konsumsi penduduk Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. <br /><br />Krisis kedua adalah krisis iklim. Tak hanya berdampak pada kian rusaknya sumber daya perikanan, tetapi juga telah merenggut 24.000 nyawa nelayan di lautan (FAO, 2008). Inilah krisis yang dihadapi oleh warga dunia. Tanpa pelaksanaan prinsip-prinsip keadilan perikanan dalam mengelola sumber daya kelautan perikanan dan pesisir, krisis terburuk sepanjang sejarah ini bakal terus menghilangkan nyawa manusia secara besar-besaran. <br /><br />Kedua krisis di atas telah melanda dan terus meluas di seantero Indonesia. Di banyak pasar tradisional, ikan terubuk, tongkol, dan ikan-ikan karang yang memiliki kualitas protein tinggi dan menjadi hidangan konsumsi masyarakat, nyaris sulit ditemukan. Untuk mengatasi kelangkaan ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan besaran angka impor perikanan. Di tahun 2008, volume impor produk perikanan sebesar 280.179,34 ton dengan nilai 268 juta dollar AS. Nilai impor itu naik lebih dari 100 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yang hanya 160 juta dollar AS dengan volume impor 120.000 ton. Keputusan untuk mengimpor cakalang, tepung ikan, ikan patin, dan impor pangan lainnya inilah yang mengakibatkan keuangan negara sebesar lebih dari Rp50 triliun atau setara dengan 5,0 persen APBN terus tergerogoti. Padahal, Indonesia adalah negeri dengan anugerah kelautan perikanan yang besar dan beraneka ragam. Pada konteks inilah, kita melupakan pesan Presiden Soekarno (1901-1970) bahwa, “Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa. Apabila kebutuhan pangan rakyat tidak terpenuhi, maka malapetaka (akan terjadi)”. <br /><br />Di tengah kesulitan inilah, ikhtiar negara memberikan perlindungan dan pemenuhan hak nelayan tradisional sebagai warga negara justru terabaikan. Akibat cuaca ekstrem, dalam catatan KIARA (Desember 2008 – Maret 2009), lebih dari 46 nelayan tradisional meninggal dunia di laut saat menjalankan misi mulia, yakni menyediakan protein bagi anak-anak bangsa dari Sabang sampai Merauke. Jika dibiarkan berlarut, kondisi ini akan berujung pada krisis berikutnya, yakni ketiadaan nelayan handal di bumi pertiwi. Betapa tidak, terus menyusutnya sumber daya perikanan, kian kerapnya penggusuran terhadap rumah tinggal kebudayaan dan ruang penghidupan nelayan, ancaman keselamatan jiwa akibat cuaca ekstrem, hingga kuantitas kemiskinan di wilayah pesisir yang terus meningkat seiring ketidakpedulian negara terhadap keberlanjutan hidup dan cita-cita keluarga nelayan, pada akhirnya akan melahirkan krisis nelayan dan hilangnya pengharapan dan optimisme di kalangan generasi muda untuk terus melanjutkan jati diri bangsa, yakni dengan mengukuhkan cita-cita menjadi nelayan handal yang setia menghidupi kekayaan tradisi bahari. <br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mewujudkan keadilan perikanan</span><br />Dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, disebutkan bahwa, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Mengacu pada letak kepulauan Indonesia, tak terbantahkan jika sumber daya perikanan disebut sebagai pilar penting pemasok pangan nasional. Meski demikian, konsumsi ikan nasional hingga 2009 terbilang rendah, yakni 30 kg/orang/tahun, atau empat kali lebih rendah ketimbang konsumsi warga Jepang, sebesar 125 kg/orang/tahun. <br /><br />Berpijak pada pelbagai krisis yang terus terjadi, peringatan Hari Perikanan Sedunia ini seyogianya dijadikan sebagai  titik tolak pemerintah Indonesia untuk melakukan reorientasi kegiatan perikanan, dengan konsisten dan konsekuen melakukan: pertama, mengoreksi kebijakan ekspor gelondongan ikan nasional dan memperbesar upaya penuntasan praktek kejahatan perikanan, guna menyikapi dan mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan nasional; kedua, memastikan perlindungan terhadap nelayan dan wilayah tangkap tradisionalnya; ketiga, segera merevisi kebijakan kelautan perikanan dan pesisir yang tidak sejalan dengan kaidah keberlanjutan lingkungan hidup dan bangunan sosial kemasyarakatan, di antaranya Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Undang-Undang Perubahan No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 5 Tahun 2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap. Demikian pula dengan kebijakan terkini Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 mengenai pemberian insentif kepada sektor swasta melalui penghapusan pungutan retribusi perikanan yang jelas-jelas menabrak batas rasa keadilan bagi nelayan tradisional, dan dibukanya kembali kran ekspor ikan cakalang pada 11 November lalu, yang berpotensi besar merugikan ekonomi Indonesia, menghilangkan kemandirian usaha perikanan nasional, dan merusak keberlanjutan ekosistem laut dan ketersediaan pangan sumber daya perikanan nasional. <br /><br />Untuk itu, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), sebuah organisasi koalisi LSM, organisasi massa, dan individu yang menaruh peduli atas keberlanjutan ekosistem laut dan ketersediaan sumber daya perikanan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat mendesak dan berseru kepada penyelenggara negara untuk bersegera mewujudkan keadilan perikanan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: <br /><br />Pertama, pentingnya negara mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan sumber daya ikan tanpa hutang, dengan tetap memprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pangan nasional secara berdikari. <br /><br />Kedua, pentingnya negara memberikan dan memastikan terpenuhinya hak-hak nelayan sebagai warga negara maupun hak-hak istimewa mereka sebagai nelayan tradisional, serta memberikan perlindungan maksimal atas wilayah perairan tradisionalnya.<br /><br />Ketiga, pentingnya negara memahami kegiatan perikanan sebagai sumber pangan, pengembangan budaya nasional, dan sumber ekonomi kerakyatan. <br /><br />Keempat, pentingnya negara memahami kegiatan perikanan secara utuh, dengan memaknai keterlibatan perempuan nelayan di dalam kegiatan perikanan sebagai subyek yang teramat penting. <br /><br />Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: <br /><span style="font-weight: bold;">M. Riza Damanik</span>, Sekretaris Jenderal KIARA<br />Hp. +62818 773 515 / 0852 5599 9708 (sementara)<br />Email.   riza.damanik@ gmail.com / kiara@kiara. or.id

Pandangan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Hari Perikanan Sedunia “Atasi Krisis, Wujudkan Keadilan Perikanan”

HARI INI, 21 November 2009, lebih dari 6 miliar penduduk bumi berefleksi mengenai tata interaksi mereka dengan ketersediaan sumber daya perikanan dan model pengelolaan global. Pada momentum bersejarah…

Read more »

JARING INSANG (Gillnet)

<div style="text-align: justify;">Pengertian :<br /></div><div style="text-align: justify;">Jaring Insang ( Gillnet ) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang / horizontal ( Mesh Length / ML ) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam ( Mesh Depth / MD ). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung ( floats ) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat ( sinkers ), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.<br /><a name='more'></a><br /><br /></div><div style="text-align: justify;">Metode pengoperasian dar jaring insang pada umumnya dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif.Untuk jenis jaring yang dioperasikan secara pasif umumnya dilakukan pada malam hari, baik itu dioperasikan dengan alat bantu cahaya atau tanpa alat bantu cahaya dengan cara dipasang di perairan / daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh ikan atau hewan air lainnya, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama supaya ikan mau memasuki mata jaring.Lamanya pemasangan jaring insang di daerah penangkapan disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya.Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau yang dioperasikan secara aktif, pemasangan jaring di daerah penangkapan umumnya dilakukan pada siang hari yaitu dengan mengaktifkan jaring supaya ikan tertangkap atau dengan kata lain tidak menunggu supaya ikan memasuki mata jaring.<br /><br />Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya hanya ikan yang mempunyai ukuran keliling belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari keliling mata jaring dan keliling tinggi maksimum (maksimum body girth) dari ikan lebih besar dari keliling mata jaring (mesh size).Cara tertangkapnya ikan pada mata jaring biasanya terjerat pada bagian belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum (maximum body) ikan.Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya terdiri dari dua lembar dan tiga lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya selain ikan yang mempunyai ukuran keliling bagian belakang penutup insang lebih kecil dan keliling tinggi maksimum lebih besar darui keliling mata jaring bagian dalam (inner net).Cara tertangkapnya ikan pada kedua jenis jaring ini, selain terjerat pada bagian belakang operculum atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum pada mata jaring bagian dalam, juga tertangkap secara terpuntal, maka ikan yang tertangkap dapat dengan terjerat atau juga terpuntal pada jaring.Target tertangkapnya ikan sebagai berikut :a. Targer tertangkapnya ikan oleh jaring satu lembar : - Ikan-ikan yang mempunyai bentuk streamline, seperti bentuk ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), Kembung (Rasreliger spp), Sarden (Sardinella spp) dan Ikan Salem (Onchorhynchus spp) .<br /><br />Ikan-ikan yang mempunyai sifat bergerombol, baik itu bergerombol secara agregation, school atau bergerombol secara food.- Besar individu dari gerombolan ikan hampir merata,- Mempunyai kecepatan / kekuatan untuk menusuk mata jaring dan- Jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang subcarangiform, carangiform, thunniform dan yang menyerupainya.b. Target tertangkapnya ikan dengan jaring insang dua lembar dan tiga lembar : - Ikan-ikan yang menjadi target tertangkapnya jaring satu lembar, - Ikan-ikan yang tidak mempunyai bentuk sreamline, seperti bentuk beberapa jenis ijkan dasar, ikan lindung, kepiting, udang dan jenis lainnya, - Ikan yang mempunyai sifat soliter, - Ikan yang mempunyai ukuran besar, seperti layaran, hiu, tuna dan jenis lainnya, - Besar individu dan gerombolan ikan tidak merata dan - Tidak mempunyai kecepatan / kekuatan untuk memasuki dan menusuk mata jaring seperti jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang angiulsform, balistiform, gymnotiform dan rajiform dan yang menyerupainya. <br /></div><div style="text-align: justify;">Jenis jaring insang di Indonesia:<br /></div><div style="text-align: justify;">Jaring insang satu lembar (single gillnet)<br /></div><div style="text-align: justify;">Jaring insang dua lembar (double gillnet atau semi trammel net)<br /></div><div style="text-align: justify;">Jaring insang tiga lembar (trammel net).<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penamaan dari ketiga jaring ini bisa berbeda menurut daerah atau penamaannya menurut daerah atau penamaannya disesuaikan dengan nama ikan yang akan dijadikan target tangkapan. <br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

JARING INSANG (Gillnet)

Pengertian :Jaring Insang ( Gillnet ) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah …

Read more »

SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI OLEH GILLNET

<ul style="text-align: justify;"><li>Kekuatan dari benang (rigidity of twine)</li><li>Ketegangan Rentangan Tubuh Jaring</li><li>Tingkat Pengkerutan (shortening / shringkage)</li><li>Tinggi jaring</li><li>Ukuran mata jaring (mesh size) dan Besar Ikan</li><li>Warna Jaring.<a name='more'></a></li></ul><div style="text-align: justify;">1. Kekuatan dari benang (rigidity of twine)<br /></div><div style="text-align: justify;">Seharusnya “lembut tidak kaku”<br /></div><div style="text-align: justify;">Terutama untuk menangkap ikan dengan cara entangled.<br /></div><div style="text-align: justify;">Bahan yang digunakan biasanya; cotton, hennep, linen, amylan, nylon, koremona dll. Yang mempunyai fibres yang lembut.<br /></div><div style="text-align: justify;">Caranya dengan memperkecil diameter benang atau jumlah pintalan dikurangi.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2. Ketegangan Rentangan Tubuh Jaring Ketegangan rentangan, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line maupun pada tubuh jaring, maka akan ada pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan (catch). Jika jaring direntangkan terlalu tegang, maka ikan sukar terjerat dan ikan yang sudah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan jaring akan ditentukan oleh bouyancy dar float, berat tubuh jaring. Tali temali, sinking force dari sinker dan shortening.<br /></div><div style="text-align: justify;">3.Tingkat Pengkerutan (shortening / shringkage) Yaitu beda panjang tubuh jaring dalam keadaan tegang sempurna (stretch) dengan panjang jaring setelah diikatkatkan pada float line dan sinker line. Shortening disebutkan dalam persen (%). Contoh : Panjang jaring utama (webbing) = 100 m. Setelah jadi jaring yang panjang float line dan sinker linenya = 70 m, maka shorteningnya adalah 30 %. <br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk gillnet yang ikannya tertangkap secara gilled, nilai shortening sekitar 30 – 40 %, sedangkan untuk ikan yang tertangkapnya secara entangled shorteningnya sekitar 35 – 60 %.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">4.Tinggi jaring (mesh depth) Ialah jarak dari float line ke sinker line pada saat jaring dipasang di perairan. Disebut dalam jumlah mata jaring ataupun meter. Persamaannya : Md = m x n √ 2 S – S ² Dimana : Md = tinggi jaring m = mata jaring n = jumlah mata jaring ke arah dalam S = shortening<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">5. Ukuran mata jaring (mesh size) dan Besar Ikan Webbing yang terbuat dengan simpul Plat knot, maka jumlah twine akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan simpul yang dibuat dengan Trawler knot.Dengan semakin tebal diameter twine dan semakin kecil mesh size yang dipergunakan.Akibat bentuk simpul, maka mata jaring pada webbing dengan bebas akan membuka/melebar baik ke arah tegak maupun ke arah mendatar. <br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">6. Warna Jaring. Warna jaring maksudnya adalah warna dari pada webbing jaring utama. Warna pelampung, tali dan pemberat dll. diabaikan. Warna jaring di dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor kedalam dari suatu perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan faktor lainnya. Dengan demikian, maka warna jaring hendaknya sama dengan warna perairan, atau janganlah kontras dengan baik terhadap warna air atau pun terhadap dasar perairan dimana jaring dipasang.<br /></div>

SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI OLEH GILLNET

Kekuatan dari benang (rigidity of twine)Ketegangan Rentangan Tubuh JaringTingkat Pengkerutan (shortening / shringkage)Tinggi jaringUkuran mata jaring (mesh size) dan Besar IkanWarna Jaring.1. Kekuatan…

Read more »

KLASIFIKASI JARING INSANG

<div style="text-align: justify;"><b>Klasifikasi berdasarkan Konstruksi ( 2 klasifikasi ) :</b><br /></div><div style="text-align: justify;">a. Berdasarkan jumlah lembar jaring utama :<br /></div><div style="text-align: justify;">1) Jaring insang satu lembar ( single gillnet )<br /></div><div style="text-align: justify;">2) Jaring insang dua lembar ( double gillnet atau semi trammel net ) dan<br /></div><div style="text-align: justify;">3) Jaring insang tiga lembar ( trammel net )<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">1) Jaring insang satu lembar ( single gillnet )<br /></div><ul><li>Jaring utamanya terdiri dari hanya satu lembar jaring</li><li>Tinggi jaring ke arah dalam ( mesh depth ) dan ke arah panjang ( mesh length ) disesuaikan dengan : target tangkapan, daerah penangkapan dan metode pengoperasian.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pengoperasian jaring insang ini ada yang di permukaan, di tengah ( kolom ) perairan atau di dasar perairan dengan cara diset menetap atau dihanyutkan.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">2) Jaring insang dua lembar ( double gillnet atau semi trammel net )<br /></div><div style="text-align: justify;">Jaring utamanya terdiridari dua lembar jaring.<br /></div><ul><li>Di Indonesia disebut jaring lapis dua ( jaring lapdu ) untuk menangkap udang.</li><li>Di luar negeri dipakai untuk penelitian ( tidak untuk komersial ).</li><li>Dioperasikan di dasar air secara aktif atau pasif. </li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">3) Jaring insang tiga lembar ( trammel net ) Jaring utamanya terdiri dari tiga lembar ; dua lembar jaring bagian luar ( outer net ) dan satu lembar jaring bagian dalam ( inner net ).Mata jaring bagian luar umumnya lebih besar dari pada mata jaring bagian dalam. Perbandingannya antara 5 – 6 kali dari mata jaring bagian dalam.Tinggi jaring bagian dalam berkisar antara 1,1 – 1,9 kali tinggi jaring bagian luar.Pengoperasian jaring ini ada yang di permukaan, di kolom dan di dasar perairan dengan cara diset menetap atau dihanyutkan.Berdasarkan jumlah lembar jaring utama, masing-masing jaring insang mempunyai keuntungan dan kelemahan sbb:Jaring insang satu lembar dibanding 2 lbr dan 3 lbr<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Keuntungan</i></b><br /></div><ul><li>Biaya bhn lbh murah</li><li>Pembuatan dan perbaikan jaring lbh mudah</li><li>Melepaskan hsl tangkapan tdk lama</li><li>Kualitas hsl tangkapan lbh bagus</li><li>Lebih selektif thd ukuran dan jenis ikan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><b>Kelemahan</b></i><br /></div><ul><li>Jml hsl tangkapan lbh sedikit dan tdk bervariasi</li><li>Tdk bisa menangkap ikan yg hanya ditangkap olh jrg insang 2 lbr atau jrg insang 3 lbr</li><li>Selang kls panj. Ikan dari satu jenis ikan yg tertangkap tdk bervariasi</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keuntungan dan Kelemahan jaring insang dua lembar dengan jaring insang satu lembar :</b><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><b>Keuntungan</b></i><br /></div><ul><li>Jmlh hsl tangkapan bisa lbh banyak dan bervariasi,</li><li>Selang kls panjang ikan yg tertangkap bisa bervariasi</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><b>Kelemahan</b></i><br /></div><ul><li>Biaya bhn lbh besar</li><li>Pembuatan dan perbaikan jaring lebih rumit</li><li>Waktu utk melepaskan ikan hsl tangkapan dari jaring lebih lama</li><li>Kualitas hsl tangkapan kurang bagus</li><li>Tdk selektif thd ukuran dan jenis ikan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keuntungan dan Kelemahan jaring insang tiga lembar dengan jaring insang satu lembar :</b><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><b>Keuntungan</b></i><br /></div><ul><li>Jmlh hsl tangkapan bisa lbh banyak dan bervariasi,</li><li>Bisa menangkap ikan atau habitat lainnya yg tdk bisa ditangkap olh jrg insang satu lbr dan dua lbr,</li><li>Selang kls panjang ikan jenis habitat perairan yg tertangkap bisa bervariasi</li><li>Cocok utk pengambilan contoh ( sampling ) ikan atau habitat lain dari satu perairan.</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Kelemahan</i></b><br /></div><ul><li>Biaya bhn lbh besar</li><li>Pembuatan dan perbaikan jaring lebih rumit</li><li>Waktu utk melepaskan ikan hsl tangkapan dari jaring lebih lama</li><li>Kualitas hsl tangkapan kurang bagus</li><li>Tdk selektif thd ukuran dan jenis ikan</li></ul><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Klasifikasi jaring insang berdasarkan jumlah lembar jaring utama </b><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhcp7mZkwnXSO4YrBmuog7_XAQf9KYt0_vvB37fR8btyNIgL64kfshQc7RuqzOLptdQrS35y2kANVY3xCVHXpUu6BBiU8Gl7snzEGcn6TGpmFip0omofQ2BzqJPETSniHssC1s-Ftm3hdJ/s1600/Picture1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhcp7mZkwnXSO4YrBmuog7_XAQf9KYt0_vvB37fR8btyNIgL64kfshQc7RuqzOLptdQrS35y2kANVY3xCVHXpUu6BBiU8Gl7snzEGcn6TGpmFip0omofQ2BzqJPETSniHssC1s-Ftm3hdJ/s320/Picture1.jpg" width="320" /></a><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div>

KLASIFIKASI JARING INSANG

Klasifikasi berdasarkan Konstruksi ( 2 klasifikasi ) :a. Berdasarkan jumlah lembar jaring utama :1) Jaring insang satu lembar ( single gillnet )2) Jaring insang dua lembar ( double gillnet atau …

Read more »