Janji Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang Adi Darma mengakhiri pro kontra seputar pencopotan dirinya sebagai Sekkot dibuktikan. Senin (14/12), Adi secara terbuka mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Sekkot pada acara konferensi pers yang digelar di rumah jabatan, pukul 16.00. Adi yang didampingi istrinya Hj Najirah Djuhaifah dan putra pertama Ferza Agustia, menyampaikan pengunduran dirinya kepada ratusan warga simpatisan yang memadati teras rumah jabatan tersebut.

Dalam keterangannya Adi memaparkan tiga alasan pokok yang mendasari keputusan politiknya sore itu. Pertama, pada level masyarakat, Adi menilai imbas dari pengembalian status kepegawaiannya ke Provinsi Kaltim telah memicu pro kontra yang tidak sehat. Jika hal ini tidak segera disikapi, maka bukan tidak mungkin akan lahir aksi massa yang bisa mengganggu suasana kondusif kota.
Alasan kedua, roda pemerintahan pascapencopotan jadi tidak harmonis. Menurutnya, banyak pegawai dan pejabat setingkat kepala dinas yang kebingungan meminta persetujuan baik berupa disposisi, tanda tangan surat tugas maupun tanda tangan pencairan anggaran. "Tiap saat saya ditelepon dan didatangi oleh staf, minta tanda tangan dan lain sebagianya. Mereka bingung apakah saya masih menjabat sebagai Sekkot. Dan karena tanggung jawab sebelum acara ini, saya masih tanda tangan sebagai Sekkot. Kasihan masyarakat," ujar Adi.

Pertimbangan terakhir kata Adi, polemik pencopotan dirinya juga sudah memicu disharmoni hubungan antara Pemprov Kaltim dengan Pemkot Bontang. Di satu sisi Pemprov ingin agar pergantian Sekkot dilakukan sesuai prosedur sementara di sisi lain Pemkot Bontang dalam hal ini Walikota sudah mengambil kebijakan yang tidak sejalan dengan aturan.

"Kalau disharmoni ini dibiarkan terus yang rugi adalah pemerintah Bontang. Bisa saja alokasi anggaran dari Pemprov tertahan. Ini yang saya tidak mau, maka hari ini saya umumkan saya resmi mengundurkan diri sebagai Sekkot," papar Adi. Surat pengunduran diri ini, lanjut Adi akan langsung difaks ke Gubernur dan ditembuskan kepada Walikota. Ia berharap dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama Gubernur sudah menunjuk Plt Sekkot Bontang. "Sore ini langsung saya faks ke Gubenur, jadi bisa secepatnya menunjuk Plt Sekkot," ungkapnya.

Ditanya apakah keputusan mundur itu disebabkan oleh tekanan politik? Adi dengan lugas menjawab bahwa keputusan yang diambil murni karena ingin mengedepankan layanan masyarakat. "Tidak, sama sekali tidak ada tekanan politik. Ini murni untuk kepentingan masyarakat," ujarnya.

Lalu bagaimana dengan rencana mem-PTUN-kan kebijakan Walikota termasuk melaporkan ke Irjen Depdagri? Adi juga mengaku bahwa langkah itu otomatis tidak akan ditempuh karena dasar pengunduran dirinya bukan lagi karena kebijakan Walikota, tapi murni kemauan pribadi yang didasari oleh pertimbangan seperti yang dipaparkan di atas. "Itu otomatis tidak jadi saya lakukan karena saya sendiri menyatakan diri untuk mundur," paparnya.

Saat konferensi berlangsung puluhan ibu yang turut hadir terlihat tak kuasa menahan air mata. Demikian halnya, dengan Istri Adi Darma, Hj Najirah Djuhaifah, terlihat berkaca-kaca.
http://sukses-uang.blogspot.com

Post a Comment

 
Top