Kolam Di Lahan Rumah
Membuat kolam ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : cara sederhana dengan menggali tanah yang telah ditentukan dengan bangunan non permanen dan cara modern dengan membuat tanggul secara permanen. Kedua cara tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya bergantung pada keadaan lingkungan di sekitarnya, dan factor social ekonomi setempat.
MENGENAL JENIS IKAN.
Jenis - jenis ikan yang lazim diusahakan di kolam sederhana pada lahan pekarangan adalah : Ikan gurami, ikan tawes, ikan grass carp, ikan mujiar, ikan nila, ikan karper dan ikan lele dumbo.
A. Ikan Gurami.
Ikan gurami ( Osphronemus gouramy ) memiliki prospek cerah dengan harga cukup mahal. Ikan gurami dapat dibudidayakan dengan baik mulai diatas permukaan laut, dengan suhu air optimal antara 24oC – 28oC.
Ciri - ciri ikan gurami jantan adalah sebagai berikut :
1. Dahinya bertombol dan berwarna kekuning - kuningan.
2. Kedua belah rusukbagian belakang membentuk sudut tumpul.
3. Semua sisik agak terbuka dan pada sirip tampak urat - urat rambut berwarna kemerah-merahan.
Sedangkan ciri - ciri ikan gurami betina adalah sebagai berikut :
1. Siripnya berwarna kehitam-hitaman
2. Bagian perut di belakang sirip dada membesar
3. Umur induk yang baik antara 4 tahun sampai 5 tahun dan beratnya 2 kg.
4. Lama bertelur ikan gurami antara 2 hari - 3 hari. Jumlah telur antara 1.000 butir sampai 3.000 butir. Setelah 10 hari, telur tersebut menetas.
Anak ikan gurami memakan binatang renik yang hisup sebagai periphyton, larva semut, larva rayap, bungkil kelapa, dan cincangan daun.
B. Ikan Tawes.
Anak ikan gurami memakan binatang renik yang hisup sebagai periphyton, larva semut, larva rayap, bungkil kelapa, dan cincangan daun.
B. Ikan Tawes.
Ikan tawes (Puntius gonionotus) memiliki badan berwarna putih keperak-perakan sehingga sering disebut juga ikan " Putihan" atau "Bader putihan". Ikan tawes dapat dibudidayakan dengan baik mulai dari tepi pantai (di tambah air payau) sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu optimum antara 25oC – 33oC. namun ikan tawes lebih cocok dipelihara di dataran rendah. Bila diolah menjadi ikan asin, ikan tawes ternyata cukup tinggi harganya.
Anak ikan tawes memakan ganggang bersel tunggal, zooplankton, ganggang rantai, mayas, pucuk tanaman air, dan tanaman lunak lainnya. Moncong ikan tawes kecil dan pada ujung moncong terletak mulut yang dihiasi oleh dua pasang sungut berukuran kecil.
Bentuk badan ikan tawes memanjang pipih ke kesamping dengan bentuk punggung membesar. Sisik ikan tawes berwarna putih keperak-perakan dengan warna gelap di bagian punggung.
C. Ikan Mujair
Ikan mujair (Tilapia mossambica) cepat berkembang biak dan bisa hidup dimanapun, baik dataran rendah maupun dataran pegunungan, baik pada air tawar maupun air payau. Induk ikan mujair yang berumur 3,5 bulan sudah memulai bertelur sebanyak 50 butir. Satu setengah bulan berikutnya induk ikan tersebut bertelur lagi. Setiap kali bertelur jumlah telur bertambah 50 butir - 75 butir. Seekor induk dapat bertelur sampai 2.000 butir. Telur-telur tersebut biasanya disimpan di dalam mulut induknya. Penetasan telur juga terjadi di dalam mulut induknya. Setelah menetas, anak-anak ikan mujair disemburkan dari mulut induknya. Jika ada bahaya, anak-anak ikan tersebut berebut masuk kembali ke mulut induknya.
Ikan mujair dewasa gemar makan ganggang biru, sehingga dapat membantu kita membrantas penyakit malaria, sebab ganggang biru merupakan tempat bertelur nyamuk malaria.
D. Ikan Nila
Ikan Nila (Tilapia nilotica) dibedakan menjadi dua, yakni ikan nila biasa berwarna hitam keputih-putihan dan ikan nila merah berwarna merah. Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan perbandingan antara panjang badan dan tingginya adalah 3 : 1. sisik-sisik ikan nila berukuran besar dan kasar, berbentuk etonoid dengan garis-garis vertical berwarna gelap pada siripnya.
Ikan nila betina memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Ukuran sisik relatif lebih kecil daripada sisik ikan nila jantan
2. Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna cerah.
3. Bentuk hidung dan rahang belakang agak lancip
4. Sirip punggung dan sirip ekor bergaris menyambung serta melingkar
5. bila bagian perut diurut (dipijat) tidak akan mengeluarkan cairan berwarna bening.
Sedangkan ikan nila jantan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Ukuran sisik libih besar daripada sisik ikan nila betina
2. Sisik di bagian bawah dagu dan perut berwarna gelap
3. Bentuk hidung dan rahang belakang melebar
4. Sirip punggung dan sirip ekor merupakan garis-garis yang terputus-putus.
5. Bila bagian perut diurut (dipijat) akan mengeluarkan atau memancarkan cairan berwarna kuning.
Kemampuan bertelur seekor induk ikan nila antara 300 butir sampai 1.500 butir. Telur ikan nila berbentuk bulat kecil, berdiameter 2,8 mm, berwarna abu-abu sampai kekuning-kuningan, tidak lekat, tenggelam dalam air, dan dierami dalam mulut induk betina. Telur ikan nila menetas antara 4 hari - 5 hari kemudian.
E. Ikan Karper
Ikan Karper (Cyprinus carpio) dapat tumbuh optimal pada ketinggian sekitar 150 meter - 600 meter di atas permukaan laut, dengan suhu air antara 20oC – 25oC. ikan ini memiliki beberapa varietas, antara lain karper merah, karper sinyonya, karper punten dan karper majalaya.
Karper merah atau ikan mas dicirikan oleh sisiknya yang berwarna kuning keemas-emasan. Bentuk badannya relatif panjang dan penampang bagian punggungnya tidak begitu pipih.
Kolam Sederhana
A. Pengamatan Lahan Pekarangan
Pekerjaan pengamatan letak lahan pekarangan meliputi luas tanah, jenis tanah, dan lingkungan sekitarnya.
1. Luas tanah
Untuk memastikan ukuran luas tanah, kita dapat mengukurnya dengan menggunakan alat ukur berupa meteran.
2. Jenis Tanah
Untuk mengetahui jenis tanah pada areal yang akan kita bangun kolam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. ambillah sebagian tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah, lalu masing-masing dilumatkan dalam air. Setelah lembek dibuat genggaman dan ditekan sekuat-kuatnya. Jika meninggalkan gumpalan pasir cukup banyak, berarti tanah tersebut tergolong tanah berpasir. Akan tetapi jika hanya sedikit sisa pasirnya, berti tergolong tanah liat.
b. Jenis tanah yang baik untuk kolam ikan adalah tanah liat berpasir.
3. Lingkungan
Pengamatan lingkungan sekitar yang akan dibangun kolam antara lain meliputi :
a. Sumber air : sungai, parit, mata air, dan saluran irigasi
b. Letak pintu pemasukan dan pengeluaran air.
c. Macam tumbuhan dan bantuan yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dibuang/disingkirkan.
B. Penggalian tanah
1. Tanah diukur dan ditandai sesuai bentuk dan posisinya. Sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang. Direncanakan luas kolam sederhana di lahan pekarangan adalah 50 m2 .
2. Sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan, tanah mulai dicangkul sampai kedalaman 100 cm - 150 cm.
3. Bersamaan dengan penggalian tanah, sekaligus dibangun pematangnya. Pematang harus kokoh, berbentuk trapezium dan tidak bocor.
4. Dasar kolam dibuat miring antara 3 persen sampai 5 persen kearah pintu pembuangan air.
5. Pada dasar kolam perlu dibuatkan kemalir. Fungsi kemalir adalah untuk mempermudah penangkapan ikan pada waktu dilakukan panen.
C. Persiapan Pemeliharaan
1. Bila kolam telah selesai dibuat, dilanjutkan dengan kegiatan pengapuran. Kebutuhan kapur sekitar 5 kg - 10 kg untuk kolam seluas 50 m2 .
2. Dasar kolam ditaburi pupuk kandang 1 kg/ m2 atau 50 kg/ 50 m2 .
3. Setelah diberi kapur dan pupuk kandang, dasar kolam diairi setinggi 5 cm, dan dibiarkan tergenang selama 5 hari - 7 hari hinga warna air berubah menjadi kehijau-hijauan
4. Akhirnya kolam diisi air sempai ketinggian 60 cm dan kini kolam tersebut siap untuk memelihara ikan.
Penebaran Benih
A. Syarat Benih
Benih ikan yang baik dan sehat memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Gerakannya lincah
2. Tidak cacat dan tidak luka di tubuhnya
3. Tidak ada tanda-tanda terserang penyakit
4. Besarnya kurang lebih seragam.
B. Pengankutan Benih
Apabila tempat pembelian benih berjarak cukup jauh maka teknik pengangkutan benih, perlu diperhatikan yakni sebagai berikut :
1. Kantong plastik diisi dengan air bersih sebanyak sepertiga bagian.
2. Benih ikan dimasukkan sedikit demi sedikit
3. Udara yang ada di dalam kantorng plastik dikeluarkan
4. Kantong plastik diisi dengan oksigen dari tabung gas hingga penuh.
5. Ujung kantong plastik segera diikat rapat.
6. Kantong plastik terebut dimasukkan ke dalam kardus.
7. Kardus berisi benih ikan harus diangkut karena benih ikan dalam kantong plastik hanya bertahan hidup di perjalanan sekitar 4 jam. Waktu pengangkutan sebaiknya pagi atau malam hari.
C. Pelepasan Benih
1. Sebelum benih ditebarkan, kolam sudah digenangi air selama 4 hari - 7 hari.
2. Setibanya di lokasi, kantong plastik berisi benih ikan langsung diapungkan dalam air kolam selama 15 - 20 menit agar terjadi penyesuaian suhu.
3. Air kolam dimasukakn ke dalam kantong plastik dan dibiarkan mengapung di kolam selama 5 - 10 menit.
4. Bila suhu sudah sesuaim pengikat kantung plastik dibuka
5. Selanjutnya kantong plastik tersebut diniringkan ke dalam air dan benih-benih ikan dibiarkan keluar sendiri untuk berenang.
6. Kepadatan benih untuk ikan nila adalah 0,5 kg - 2 kg per m2 dengan ukuran benih 50 - 70 grm per ekor.
MODEL-MODEL KOLAM BUDIDAYA IKAN
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budi daya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budi daya ikan yang biasa dilakukan.
1. Kolam Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.
2. Kolam Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah .
3. Kolam Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok .
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir/running water dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi di mana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 l/detik). Kolam air tenang/ stagnant water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budi daya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan, dan lain- lain, tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5–5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan berdasar-kan proses budi daya dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kolam antara lain kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam pemeliharaan / pembesaran, dan kolam pemberokan induk.
Kolam pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat sebagai tempat perkawinan induk-induk ikan budi daya. Ukuran kolam pemijahan ikan bergantung kepada ukuran besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan dipijahkan dalam setiap kali pemijahan. Bentuk kolam pemijahan biasanya empat persegi panjang dan lebar kolam pemijahan misalnya untuk kolam pemijahan ikan mas sebaiknya tidak terlalu berbeda dengan panjang kakaban. Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan mas membutuhkan ukuran kolam pemijahan 3 × 1,5 m dengan kedalaman air 0,75–1,00 m.
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem pengairan yang baik yaitu mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air yang mengalir serta bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan bersih dari kotoran atau rumput- rumput liar .
Kolam penetasan adalah kolam yang khusus dibuat untuk menetaskan telur ikan, sebaiknya dasar kolam penetasan terbuat dari semen atau tanah yang keras agar tidak ada lumpur yang dapat mengotori telur ikan sehingga telur menjadi buruk atau rusak. Ukuran kolam penetasan disesuaikan juga dengan skala usaha. Biasanya untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan larva, ukurannya 3 × 2 m atau 4 × 3 m .
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan .
Kolam pemberokan adalah kolam yang digunakan untuk menyimpan induk-induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang akan dijual/diangkut ke tempat yang jauh .
MODEL KOLAM IKAN ALTERNATIF DI GUNUNGKIDUL
Daerah Gunungkidul biasanya kekurangan air selama musim kemarau, air sungainya lebih banyak mengalir masuk kedalam tanah. Hal ini menyebabkan hal-hal yang berhubungan dengan masalah air menjadi kendala, termasuk masalah perikanan khususnya kolam ikan. Namun demikian, dengan teknologi terapan mulai dikembangkan kolam ikan di daerah-daerah yang ada sumur tanahnya. Sisitem yang digunakan adalah pembuatan kolam ikan dengan terpal dari plastik tebal.
Berdasarkan percobaan dan pengalaman dari berbagai uji coba sistem ini bisa mengurangi sampai 0 % air yang meresap kedalam tanah. Berkurangnya air dari kolam yang sulit dikurangi adalah karena penguapan oleh sinar matahari.Hal ini bisa dikurangi dengan pembuatan atap dari plastik atau kolamnya dibuat di bawah pohon yang rindang.
Dengan cara ini penguapan air bisa dikurangi.
Proses pembuatan kolam ikan dari terpal :
1. Langkah pertama buatlah kolam sedalam 70 cm s/d 80 cm dengan ukuran lebar 2 meter ,panjang 4 meter atau sesuaikan dengan ukuran terpal yang ada.
2. Dasar kolam hasil galian ratakan tanahnya , termasuk bagian sampingnya
3. Siram dengan air biar tanahnya tidak keras.
4. Taruh terpal diatas dudukan kolam samapi terpalnya menutupi semuanya
5. Harap diperhatikan ,terpal jangan sampai berlobang.
6. Di atas terpal lapisi dengan tanah yang gembur ( agar air di atasnya tidak terasa panas serta untuk tempat kehidupan cacing dan sebagainya . Cacing ini untuk makanan ikan
7. Isi kolam dengan air sampai penuh
8. Setelah beberapa hari ( 3 hari ) isi kolam dengan bibil lele dumbo
9. Beri makan lele dumbo dengan pelet ( makanan ikan ) dan juga daun-daunan ( daun pepaya muda, kangkung dsb )
10. Bila air berkurang ,tambahi airnya.
Dengan sistim seperti ini, walaupun air terbatas maka pemeliharaan ikan ( lele dumbo) dapat dilaksanakan sekaligus untuk menambah pendapatan dan juga gizi masyarakat.
MODEL KOLAM IKAN LELE:
LUMUT DIMUSIM HUJAN SANGAT MEMBANTU BIBIT IKAN LELE
Seperti halnya bayi pada umumnya, bibit ikan lele juga tergolong sangat kecil, sehingga sangat rentan terhadap perubahan cuaca. Cuaca yang sering hujan, sering kali manyebabkan kematian pada bibit ikan lele, oleh karenanya pada musim ini banyak petani yang mengeluhkan karena hasil panen ikan lelenya yang kurang bagus.
Cara mengantisipasi hal tersebut sangatlah mudah, cukup menyiapkan kolam yang sebelumnya telah diisi air selama 1 – 2 minggu dalam kondisi diam. Tidak perlu kuatir air ini akan keruh atau kotor, karena yang kita perlukan adalah merubah warna air ini. Biasanya ekosistem air sawah menyebabkan air berubah warna, tampak kecoklatan karena air sawah. Namun karena di sekitar kolam dipenuhi dengan tumbuh – tumbuhan, menyebabkan air berubah warna menjadi hijau, atau dipenuhi dengan lumut.
Warna air yang hijau seperti ini sangat cocok untuk bisa dipergunakan sebagai budidaya bibit lele. Tetapi jangan sampai warna hijaunya dari tumbuhan enceng gondok, karena tumbuhan jenis ini bersifat menyerap oksigen, sehingga menyebabkan ekosistem dibawahnya mati karena kekurangan oksigen.
Kehadiran lumut di kolam air sawah melindungi bibit ikan lele dari sinar matahari dan guyuran air hujan, warna lumut yang hijau terkadang juga dihasilkan dari penambahan pupuk, berupa pupuk kandang ke dalam kolam, sebelum benih ikan lele dimasukkan.
IKAN LELE COCOK HIDUP DI AIR KERUH
Selama ini sebagain orang beranggapan kolam untuk perikanan yang baik adalah yang airnya jernih, sehingga terlihat jelas gerak – gerik ikannya. Sebenarnya habitat yang paling bagus untuk ikan lele adalah air yang keruh.
Ikan lele sangat mudah dipelihara. Air yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak, dan ikan jenis ini memiliki kecenderungan hidup di air diam. Sawah adalah habitat yang bagus untuk ikan lele, selain tanahnya masih penuh dengan unsur hara, juga kandungan oksigennya masih cukup banyak.
Habitat air sawah dapat membantu pertumbuhan ikan lele menjadi lebih cepat, selain itu juga dari sisi ketercukupan kandungan protein juga lebih banyak. Air sawah cukup diganti setiap 1 minggu sekali, apabila umur ikan lele kurang dari 2 minggu, tidak perlu dilakukan pergantian. Tumbuhan semak di sekitar kolam juga membantu meberikan oksigen ke dalam habitat kolam.
Sangat mudah melakukan budidaya lele, tidak perlu biaya mahal dan perawatan ekstra, hanya dibutuhkan kesabaran dan ketekunan.
KOLAM IKAN LELE, TEMPAT MELEPAS PENAT ALTERNATIF
Kemarin kita sudah bahas bahwa kolam ikan lele bisa di rancang sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan tempat persinggahan sementara. Selama ini kolam ikan dikenal dekat dengan persawahan, jalan yang dilalui pun lebih banyak becek dan penuh semak – semak.
Kali ini kita akan menambahkan tempat persinggahan, dalam mengelola kolam ikan. Istilahnya gubuk, tempat ini bisa dijadikan tempat peristirahatan setelah memberi pakan ternak pada ikan lele, atau pada saat panen, setelah selesai memanen.
Ukuran tanah yang diperlukan tidak perlu terlalu besar, untuk ukuran 2 unit kolam ikan lele, kita bisa tambahkan 1 gubuk untuk tempat peristirahatan. Ukurannya cukup dengan 2,5m x 1,2m bisa dengan atap alang – alang atau pelepah daun, anyaman bambu ataupun dari genting.
Gubuk ini sebaiknya diletakkan dekat dengan pintu masuk kolam, selain sebagi tempat peristirahatan, juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk memantau kondisi disekitar kolam. Tertarik untuk merubah kolam ikan anda menjadi tempat rekreasi menarik, tunggu apalagi.
MERANCANG KOLAM LELE RAMAH LINGKUNGAN
Selama ini perikanan khususnya ikan lele, dikenal sebagai ikan yang jorok, karena hidupnya diair kotor, keruh dan cenderung berlumpur. Namun tahukah anda bahwa, perikana lele bisa dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi perikanan yang ramah lingkungan.
Untuk membuat perikanan yang ramah lingkungan tidak perlu mengunakan lahan luas, sampai berhektar – hektar, cekup 600m2 atau separuhnya 300m2 kita bisa membuat kolam lele ramah lingkunagan. Kita ambil contoh 600m2 agar tersedia space yang cukup untuk membuat tempat peristirahatan.
Sekitar 80% dari lahan dipergunakan untuk membuat kolam, berukuran 8m x 12 m, dapat menampung 10.000 – 15.000 ekor ikan lele. Kolam kita buat dengan pondasi semen, meskipun menurut beberapa peneliatian semen menyebabkan habitat ikan lele menjadi kurang bagus, namun sebagaina ahli menyarankan untuk dibuat pondasi untuk menahan tanah disekitar agar tidak longsor, terutama saat banjir. Sisanya 5% kita pergunakan untuk membuat lumbung, tempat menaruh pakan ternak dan peralatan, kemuadian 5% lagi untuk lahan hijau, dan terakhir sisanya kita pergunakan untuk peraiaran, sanitasi dan jalan setapak.
Untuk luasan 600m2 dapat dibuat 4 petak kolam lele, adapun bagi anda yang punya keterbatasan lahan anda bisa membuat nya dengan luas lahan 300m2, sehingga akan diperoleh 2 buah petak kolam lele.
Untuk membuat nyaman, tambahkan tanaman hias, yang ditanam di tepi kolam, tidak perlu menggunakan pot mahal, cukup sisa semen dari pembuatan kolam. Untuk membuat kolam terlihat bersih dan hijau, bersihkan rumput disekitar kolam setiap dua minggu sekali. Jadi tidak diperlukan peralatan dan biaya yang mahal kan untuk membuat kolam lele ramah lingkungan.
Kolam Ikan Lele
Sebetulnya banyak bidang usaha di sekitar rumah kita,contohnya jika kita mempunyai lahan kita bisa memanfaatkannya untuk bikin kolam ikan lele konsumsi.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan :
· Terpal A5
Jika anda membeli terpal saya sarankan 1rol sekalian karena lebih murah dibandingkan kalau kita beli per meter.
· Lem
Gunakan lem plastik yang tahan air dan kuat,anda bisa gunakan lem Rajawali, jika anda tau yang lebih kuat bisa anda gunakan.
· Pupuk TS
Pupuk ini penggunaanya setelah semua terpal terpasang gunanya untuk menggemburkan tanah agar nanti kalau kita isi dgn air (belum ada ikannya) tidak terlalu cepat surut.
TAHAP I.
Persiapan pertama menentukan ukuran ( tergantung luas lahan ) kemudian tarik benang supaya bisa lurus.
Gemburkan tanah dan campur dengan air (jangan terlalu encer ) selanjutnya buat gundukan seperi pada gambar di samping.
Untuk ukuran kedalaman air minimal 1,2M , maximal 1,4M untuk ikan lele. Dan jika anda gunakan untuk ikan Gurami kedalaman air minimal 1.5M. Perbandingan debit air untuk ikan Lele per meter kubik air adalah 250-300 ekor dan 17-20 ekor untuk ikan Gurami.
TAHAP II
Setelah gundukan tampak agak kering ( jangan sampai kering karena akan mengalami kesulitan ), rapikan gundukan dengan solet. Agar tampak rapi baiknya ditarik benang kembali.
Ratakan dasar kolam kalau perlu dibenang, kemudian buat galian di tepi dasar kolam keliling lebar ±100mm dan dalam ±150mm, gunanya untuk pemasangan terpal agar tidak mengalami kebocoran/penyusutan air yang sangat cepat. Tanah bekas galian letakkan dekat dengan galian tujuannya untuk menutup kembali galian setelah terpal dipasang agar tidak melayang tertiup angin waktu proses pemasangan.
TAHAP III.
Pemasangan terpal hanya samping kolam saja dan sebaiknya lebih mudah dipasang oleh 3 orang, satu diatas dan 2 di bawah. Rapikan pojok kolam dengan cara melipat terpal hingga rapi kemudian beri lem secukupnya.
Untuk sambungan terpal bikin lipatan seperti pada lipatan kaleng, setiap lipatan harus diberi lem untuk mencegah kebocoran. Kemudian gemburkan dasar kolam dengan kedalaman ±100mm kemudian isi dengan air lalu ±50mm diatas permukaan dasar kolam lalu dipijak-pijak hingga rata.
TAHAP IV.
Setelah rata dipijak-pijak, tebarkan pupuk TS hingga rata Penebaran pupuk untuk ukuran 10Mx8M kurang lebih 0.5 sak. Biarkan semalam saja dan keesokan hari dipijak-pijak kembali. Kira-kira air tinggal sedikit ratakan dasar kolam dengan memakai kayu panjang agar terlihat rata.
Isi air 500mm, jika terlihat surut itu karena belum ada ikannya tambah air lagi dan biarkan sampai 5 hari untuk meghilangkan busa karena pemupukan. Dan setelah 5 hari kolam siap diisi dengan benih ikan.
Harga benih untuk ikan Lele saat ini Rp45 per ekor, harga ini tergantung pada musim dan persediaan para pedagang benih ikan Lele.
MODEL PERAWATAN KOLAM LELE
Di desa Gunungsari, kecamatan Beji, Pasuruan, seorang petani lele berhasil membudidaya ikan lele dengan hasil yang maksimal. Dalam kolam seluas 120m2, Pak Kayat, menebar 22000 ekor bibit lele dumbo berukuran 5cm-7cm. Sekitar 3 bulan kemudian, bibit yang mulanya hanya berbobot 90kg, saat panen menjadi 2 ton lebih.
Dengan harga Rp.9.500 per kilogram untuk lele konsumsi, omzet yang didapat sekitar 19 juta rupiah. Dari omzet tersebut, Pak Kayat mengeruk laba bersih sekitar 9 juta sesudah dipotong biaya untuk bibit, pakan dan obat-obatan.
Perawatan Kolam secara Tepat
Budidaya ikan lele sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan. Di desa Gunungsari yang dikenal sebagai sentra budidaya lele konsumsi itu, sekitar 60 persen masyarakatnya menekuni usaha ini. Namun demikian, hanya sedikit saja yang mendapatkan hasil maksimal seperti yang diperoleh Pak Kayat. Tidak jarang, diawal-awal atau pada minggu pertama setelah penebaran, banyak bibit lele yang mati. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari kondisi air kolam yang kotor, bibit kurang baik, hingga serangan penyakit. Tidak sedikit petani lele di daerah itu gagal panen karena lelenya mati semua. Kalau sudah begitu, bukan keuntungan yang didapat, tetapi jutaan rupiah akan melayang.
Keberhasilan Pak Kayat dalam budidaya lele diawali dari persiapan kolam secara matang, kemudian pembelian bibit lele yang baik/tidak mudah sakit, hingga pemberian pakan yang cukup.
Untuk menghindari kondisi air kolam rusak, sirkulasi air perlu diatur, terutama setelah pemberian pakan, dengan demikian air kolam akan selalu bersih dan lele tidak mudah terserang penyakit.
Lele tergolong ikan dengan konsumsi pakan cukup besar, jika pakan kurang, maka sesama lele akan saling memangsa. Untuk itu pemberian pakan jangan sampai telat. Untuk mengirit biaya pakan, Kayat biasa memberikan limbah telur atau ayam sebagai pengganti pakan pelet yang harganya sangat mahal. Kebutuhan total pakan lele sendiri bisa mencapai 80% dari total biaya operasional.
Apa kunci dari keberhasilan panen lele milik Pak Kayat ? Kuncinya adalah perawatan air kolam dan pemberian pakan yang cukup. Dalam perawatan air kolam, selain menggunakan cara-cara yang sudah biasa dilakukan, Pak Kayat menambahkan larutan probiotik. Probiotik yang digunakan adalah Marine Bioaquatic–disebarkan ke air kolam 2 kali seminggu.
Marine Bioaquatic mengandung bakteri-bakteri penetralisir air kolam untuk melindungi ikan dari racun dan bakteri-bakteri penyebab penyakit. Selain itu, supaya daya tahan ikan optimal dan tidak mudah terserang penyakit, petani berusia 45 tahun ini juga memberikan Marine Biostimulant yang aplikasinya dicampurkan dengan pakan. Pemberian Biostimulan, ujarnya, ternyata berpengaruh besar terhadap percepatan pertumbuhan lele.
Post a Comment