Mangrove sebagai Aset Wisata dan Penunjang Ekonomi bagi Indonesia


Pendahuluan
Bencana tsunami 26 Desember 2004 mengingatkan kita bahwa bencana alam adalah bagian dari negeri ini yang harus kita pahami. Sebagai negeri yang akrab dengan bencana, pemahaman bahwa akibat buruk dari suatu bencana seharusnya disadari oleh seluruh warganya. Salah satu cara untuk meminimalkan akibat dari bencana adalah mengelola lingkungan dengan penuh kebijakan.Dalam hal ini salah satu cara mengelola lingkungan adalah dengan mengadakan penanaman dan perlindungan hutan mangrove.

Apa itu Mangrove?
Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat thalophyte, atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan (salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.
Hutan mangrove di Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini sebenarnya kurang tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family tumbuhan yang sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.

Manfaat hutan mangroe
Kegunaan hutan mangrove sangat banyak. Beberapa diantaranya dapat disebutkan dibawah ini :
1.      Menjernihkan air
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati
2.      Mengawali rantai makanan 
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
3.      Melindungi dan memberi nutrisi
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
4.      Manfaat Mangrove Bagi Manusia
Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia.
Sebagai ekosistem hutan yang cukup unik, kegunaan hutan mangrove tidak terlepas dari letaknya antara daratan dan laut. Letak itulah yang membuat hutan mangrove berfungsi utama sebagai penahan abrasi air laut dan pengikisan pantai oleh air laut.

Manfaat lain dari Mangrove
Dalam hal ekonomi, mangrove juga bermanfaat sebagai bahan dasar pembuatan pangan. Salah satu jeni mangrove yaitu jenis Bruguiera mempunyai kandungan karbohidrat lebih tinggi dari makanan pokok seperti beras atau jagung.
Buahnya juga bisa diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman alternatif. Tak bisa dimungkiri, masih banyak warga masyarakat —termasuk masyarakat pesisir— yang belum tahu kalau buah mangrove aman dikonsumsi. Selama ini, mereka membiarkannya begitu saja. Buah dibiarkan sampai mengering, lalu jatuh dan dimakan primata hutan bakau.
Memang, buahnya tak bisa dimakan langsung dari pohon, karena harus melalui teknik pengelolahan yang lumayan panjang. Meskipun demikian, proses pengolahannya relatif mudah.

Berbagai alternatif pangan yang dapat dibuat dari mangrove, diantaranya:
Tidak semua mangrove dapat dibuat makanan. Karena mangrove memiliki banya spesies sehingga makanan yang dibuat harus disesuaikan dengan jenis tanaman dan rasa buahnya. Misalnya :
             1.     Mangrove jenis Avicennia alba atau Avicennia marina (bakau api-api) dapat dibuat keripik. Sebab ukurannya kecil seperti kacang kapri, dengan rasa gurih serta renyah seperti emping melinjo. 
             2.     Mangrove Rhizopora mucronata (bakau perempuan), yang memiliki tinggi tanaman sekitar 70 cm, serta Rhizopora apiculata (bakau laki) dengan tinggi sekitar 40 cm, lebih cocok dibuat sayur asam karena rasanya segar.
             3.     Mangrove Sonneratia alba, yang bentuk buahnya seperti granat nanas, lebih tepat dibuat permen atau sirup. Sebab rasanya sedikit asam, namun terasa segar di mulut. Masyarakat kerap menjuluki Sonneratia alba sebagai pedada atau perepat. 
             4.     Mangrove Nypa frutican (awam menyebut pohon nipah) lebih cocok untuk kolak, karena memang lebih kenyal dan mirip kolang-kaling. Bahkan jenis Bruguiera gymnorrhiza dapat dijadikan sebagai pengganti nasi. 
             5.     Mangrove Xylocarpus granatum (boli) yang lebih cocok untuk bedak.

Jadi, hampir semua jenis bakau yang tumbuh di Indonesia bisa menjadi hidangan alternatif atau produk olahan bernilai ekonomi. Karena itu, masyarakat pesisir perlu diberi pengetahuan yang cukup dan teknik cara-cara pengolahan yang baik, supaya buah bakau bisa diolah menjadi bahan makanan / minuman, bahkan bisa menjadi tambahan penghasilan.
Kalau hal ini dilakukan, bisa dipastikan kelestarian hutan bakau yang jumlahnya makin menipis bisa kembali pulih. Bahkan mampu membangkitkan semangat menanam pohon bakau yang berguna pula untuk kelestarian ekosistem pantai.

Post a Comment

 
Top