Lempar lembing merupakan salah satu cabang atletik dari nomor lempar. Lempar lembing
bertujuan melempar lembing sejauh-jauhnya. Pada lempar lembing terdapat 3 bagian lembing, yang disebut mata lembing, badan lembing, dan titik pusat gravitasi lembing. Panjang lembing yang digunakan untuk putra dan putri berbeda. Panjang lembing untuk putra adalah 2,6–2,7 meter sedangkan panjang lembing untuk putri adalah 2,2 –2,3 m. Cara memegang lembing pada lempar lembing berbeda-beda. Terdapat 3 cara memegang lembing, yaitu cara Amerika, cara Finlandia, dan cara menjepit. 

Cara Memegang Lembing

Ada tiga cara yang biasa digunakan dalam hal memegang lembing, yakni:
Gaya Amerika (Amerika style):
  • Tombak atau lembing diletakkan tepat di telapak tangan dimana bagian ujung atau mata lembing
    tersebut menyerong hingga mendekati badan. 
  • Jari telunjuk menggenggam erat bagian tepi atau pangkal belakang lembing, dan dikontrol oleh ibu jari dan kemudian diletakkan di bagian tepi belakang pegangan. 
  • Pastikan lembing Anda lurus. 
Pada pegangan Amerika ini, jari telunjuk juga jempol seseorang cukup memegang peranan yang penting dalam hal mendorong lembing pada saat hendak melempar.

Gaya Finlandia (Finlandia style):
  • Lembing ditempatkan di telapak dimana bagian ujung lembing tersebut menyerong hingga hampir
    menyentuh badan.
  • Jari tengah akan memegang bagian tepi dari tali pada belajang dan dibuat melingkar dengan bantuan jempol atau ibu jari. Saat menggunakan gaya ini, pastikan jari telunjuk Anda lemas agar bisa membantu menahan lembing itu sendiri. 
Gaya Finlandia ini menekankan pada peranan jari bagian tengah pun ibu jari dalam mendorong serta melempar lembing.

Gaya Menjepit (Tang style): 
Gaya yang satu ini cukup sederhana, intinya hanya dengan menjepit lembing  


Cara Membawa Lembing
  1. Lembing dibawa dengan ditaruh di atas pundak. Cara ini dipraktekkan dengan memegang lembing di
    atas pundak tepat di samping kepala dimana mata lembing menyerong ke atas. Sementara itu siku tangan terlipat atau ditekuk sehingga menuju ke arah depan. Cara ini biasanya digunakan oleh atlit yang hendak menggunakan gaya hot-step atau gaya jangkit sebagai awalan melempar.
  2. Lembing dibawa dengan ditaruh di bawah. Cara ini dimulai dengan lengan bagian kanan yang harus lurus ke bawah. Sementara itu, bagian mata lembing menyerung ke atas sehingga bagian ekornya menyerong dan hampir menyentuh tanah.
  3. Lembing dibawa di depan dada, Cara ini dilakukan dengan memposisikan lembing serong ke bawah sementara itu ekornya serong pada bagian atas sehingga melewati pundak bagian kanan.
Cara melempar
Melempar lembing dapat dilakukan dengan cara:
Awalan
Awalan berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, sikut menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. 
Lemparan
  1. Jika melempar dengan tangan kanan, maka kaki kiri di depan, kaki kanan di belakangdan sekitarnya.
  2. Tangan yang memegang lembing diluruskan ke belakang.
  3. Kaki belakang dibengkokkan mengikuti badannya turut ke belakang.
  4. Berat badan berada di kaki belakang.
  5. Pada saat lembing dilempar tekuk lengan ke dalam, bersamaan punggung berputar ke depan.
  6.  Lembing dilepas melalui atas kepala.
Gerakan akhir
Pada bagian akhir dapat dilakukan langkah dengan beberapa cara berikut.
Rangkaian gerak lempar lembing
a) Dengan jingkat (hop step)
b) Dengan langkah silang di depan (cross step)
c) Dengan langkah silang di belakang (rear cross step)
Proses peralihan (cross step) dilakukan saat kaki diturunkan. Kedua bahu diputar perlahan ke arah kanan (bukan kidal), lengan kanan mulai bergerak dan diluruskan ke arah belakang dengan tubuh bagian atas condong ke belakang. Pandangan selalu melihat lurus ke depan.

Hal-hal yang harus dihindari dalam lempar lembing, antara lain:
  • Memegang lembing dengan tangan tegang.
  • Melompat.
  • Melangkah dengan salah.
  • Lembing agak ke bawah saat dilempar.
  • Menempatkan kaki yang di depan terlalu jauh ke samping kiri.
  • Melempar berputar ke samping badan.
Bentuk Latihan Lempar Lembing
Berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk melatih lempar lembing. Mintalah pengawasan dari guru Anda saat berlatih.
a. Melempar dari berdiri menghadap ke depan
  • Pelempar berdiri menghadap ke depan dengan kaki terpisah selebar bahu.
  • Lembing ditarik dan dipegang di atas kepala, menunjuk ke tanah dengan sudut runcing.
  • Lembing dilemparkan untuk menancap di tanah 3–4 meter ke depan.
b. Melempar berdiri menghadap ke samping
  • Pelempar berdiri dengan kaki 60–90 cm terpisah dengan kaki menunjuk lurus ke depan.
  • Berat badan ada di belakang, pada kaki kanan.
  • Kepala menghadap ke depan, sedangkan pinggang dan bahu menghadap ke samping.
  • Lembing ditarik di mana mata lembing dekat dengan mata pelempar sebelah kanan.
  • Telapak tangan kanan menghadap ke atas dan di atas garis bahu.
  • Memulai gerakan dengan mengangkat sedikit kaki dari tanah, dan berat badan ada pada kaki kanan yang dibengkokkan sedikit.
  • Dorong kaki kanan dengan kuat, berporos pada telapak kaki dan meletakkan kaki kiri di tanah dengan tumit lebih dulu.
  • Pinggang akan memutar ke depan membentuk punggung melengkung, dengan bahu, lengan, dan tangan mengikuti.
  • Selama melakukan seluruh gerakan melempar, siku harus dipertahankan selalu dekat dengan lembing.
Peraturan Lempar Lembing
Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi untuk melempar lembing. Peraturan-peraturan tersebut, yaitu:
  • Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul. Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
  • Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
  • Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
  • Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
  • Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
  • Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan. 
Setiap atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal berikut.
  • Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.
  • Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
  • Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
  • Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
  • Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
  • Ujung lembing tidak membekas pada tanah.
Peralatan 
1. Lembing
  • Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan
  • Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing
  • Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melebihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
  • Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr. 
2. Jalur Lari Awalan

  • Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m. 
  • Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000. 
3. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah. Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
4. Sektor Lemparan
Semua lemparan (lembing) yang di anggap syah harus jatuh di dalam sektor lemparan, suatu daerah yang dibatasi oleh garis 5 cm di sebelah kanan dan kiri garis lempar. Garis 5 cm ini di buat di tanah dari titik A yaitu titik dari busur atau garis lempar, garis itu ditarik melalui titik B dan C pada titik mana busur atau garis lempar itu berpotongan dengan garis 5 cm untuk membentuk sektor lemparan. Sektor lemparan ini boleh atau dapat di beri tanda jarak : 30 cm, 50 cm, 70 cm, dst. 

Post a Comment

 
Top