Info Terbaru

Perubahan Sosial Budaya

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan Sosial Budaya. </span></span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam ilmu sosial </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif; text-align: left;">dinamakan perubahan sosial budaya. Menurut Selo Soemardjan (sebagaimana dikutip Soerjono </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">Soekanto, 1987:285), perubahan sosial adalah segala perubahan pada </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">mempengaruhi sistem sosialnya. Sistem sosial tersebut meliputi nilai-nilai, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok di masyarakat.  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menurut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Soerjono Soekanto (1987:293–298), perubahan sosial budaya yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi perubahan evolusi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">dan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, serta </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">perubahan berpengaruh kecil dan berpengaruh besar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Perubahan Revolusi dan Evolusi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Revolusi adalah perubahan yang berlangsung </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam waktu yang cepat. Revolusi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyangkut seluruh sendi-sendi pokok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kehidupan masyarakat. Perubahan karena </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">revolusi dapat direncanakan atau tidak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">direncanakan sebelumnya</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">. </span></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ciri khas </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">revolusi antara lain perubahan berlangsung </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">secara cepat, berskala besar karena menyangkut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sendi-sendi pokok kehidupan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadi tanpa direncanakan sebelumnya</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">, serta menimbulkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">konflik. Contoh perubahan ini antara lain</span></div></div><div style="text-align: left;"></div><ol style="text-align: left;"><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Revolusi Industri Inggris, Revolusi Prancis,</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Revolusi Indonesia tahun 1945, serta</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Reformasi Indonesia tahun 1998.</span></li></ol><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan evolusi merupakan perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang berjalan lambat dan memerlukan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">waktu yang lama. Umumnya perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">evolusi berupa suatu rentetan perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kecil yang mengikutinya secara lambat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perubahan evolusi terjadi karena masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keadaan, dan kondisi lingkungan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; text-align: left;">sekitar. </span></div></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ciri khas perubahan evolusi antara lain memerlukan waktu lama, perubahan berskala kecil, terjadinya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak menimbulkan konflik. Contohnya terjadi pada kehidupan suku bangsa kita seperti Nias, Dani, Dayak, dan Sakai. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perubahan tersebut juga terjadi pada masyarakat desa menjadi masyarakat kota yang kompleks dan perubahan mata pencaharian hidup.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div></div><div style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan</b></span></div><div style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan direncanakan disebut juga perubahan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dikehendaki oleh masyarakat. Perubahan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">direncanakan adalah perubahan yang dikehendaki, diperkirakan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang menginginkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan tersebut. Orang-orang menginginkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan dinamakan agent of change atau agen perubahan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebuah lembaga kemasyarakatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Contoh paling baik dari agent of change </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">adalah peran yang dijalankan oleh Butet </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Manurung. </span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnEMi3F-tuI3YBhFC6fI5jakIQm-6JYPsj_xiU3EsxhEWke8j-JO19ea-KFXlJ2TLq7ys5UtpGwb88YzcH9UioUxjlcfJeGE85j48KHTp5n9XE-ZTT7QkANJ0yVFlaXJL0hJ-dn2ZLLSjB/s1600/butet.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.1em; margin-left: 0.3em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnEMi3F-tuI3YBhFC6fI5jakIQm-6JYPsj_xiU3EsxhEWke8j-JO19ea-KFXlJ2TLq7ys5UtpGwb88YzcH9UioUxjlcfJeGE85j48KHTp5n9XE-ZTT7QkANJ0yVFlaXJL0hJ-dn2ZLLSjB/s1600/butet.jpg" /></a></span></div><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ia ingin melihat anak-anak di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pedalaman hutan di Sumatra bisa maju.  I</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">a termasuk agent of change yang sangat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berjasa bagi bangsa dan negara. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan yang direncanakan dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pelaksanaannya harus sesuai dengan sosial </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">planning yang telah ditentukan. Contoh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan direncanakan adalah pembangunan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">kompleks rumah tahan gempa, pembangunan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">rumah sederhana dengan harga </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang murah, dan pembangunan tata kota.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan tidak direncanakan adalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan yang terjadi tanpa sengaja atau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengadakan perubahan. Biasanya perubahan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">tidak dikehendaki muncul sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dampak dari perubahan yang direncanakan. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Contohnya pembangunan kota menyebabkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">urbanisasi, meningkatnya angka kriminalitas, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">banyak rumah kumuh, dan bencana banjir</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>c. Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan berpengaruh besar adalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan yang membawa pengaruh langsung </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">terhadap kehidupan masyarakat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perubahan tersebut terjadi pada unsur-unsur </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">sosial budaya yang baku dalam masyarakat, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">seperti struktur kemasyarakatan, hubungan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sosial. P</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">erubahan ini membawa pengaruh </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">besar bagi kehidupan masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">secara keseluruhan. Contoh perubahan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">berpengaruh besar adalah industrialisasi, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">modernisasi, dan globalisasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan yang berpengaruh kecil adalah perubahan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perubahan tersebut hanya terjadi pada sekelompok kecil dari satu unsur budaya yang tidak berarti bagi masyarakat. Misalnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan mode rambut dan tren baju. Contoh lain adalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan tata bahasa, perubahan gerakan tari, dan perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">logat bahasa yang digunakan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sosial Budaya</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1) Kontak dengan Budaya Lain</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kontak merupakan proses penyampaian </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">informasi tentang ide, keyakinan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan budaya lain menjadikan satu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kebudayaan bertemu dan saling bertukar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">informasi. Misalnya kontak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dagang antara pedagang Nusantara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan pedagang India, Arab, dan Barat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kebudayaan mereka saling mempengaruhi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang akhirnya membawa perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sosial budaya.  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tidak adanya apresiasi terhadap </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">karya orang lain menjadikan seseorang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">enggan untuk berkarya. J</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ika setiap orang menghargai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hasil karya orang lain, setiap orang akan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berlomba-lomba menciptakan suatu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">karya yang bermanfaat bagi masyarakat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Penemuan pesawat terbang mengilhami </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie untuk mendirikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pabrik pesawat di Bandung.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3) Sistem Pendidikan yang Maju</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pendidikan mengajarkan seseorang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk berpikir ilmiah dan objektif. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Seseorang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat menilai bentuk kebudayaan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang tidak sesuai dengan perkembangan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">zaman. Berbekal pengetahuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">itu seseorang melakukan perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">karena itu, sistem pendidikan tinggi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mampu mendorong munculnya perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sosial budaya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4) Keinginan untuk Maju</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka umumnya menginginkan sesuatu yang lebih baik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dari keadaan saat ini. Orang akan melakukan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">komputer.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>5) Penduduk yang Heterogen</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Masyarakat yang heterogen memudahkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadinya perubahan sosial </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">budaya. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Penduduk Indonesia </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terdiri atas bermacam-macam suku, ras, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ada tidak selamanya membawa keuntungan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bagi Indonesia. Perbedaan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut dapat menimbulkan konflik jika </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak disertai dengan rasa toleransi yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tinggi. Konflik-konflik inilah yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mendorong munculnya perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sosial budaya.</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">6) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tertentu</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengubah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat menuntut perubahan secara total.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>7) Sistem Pelapisan Terbuka</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sistem pelapisan terbuka memungkinkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadinya gerak sosial vertikal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang lebih tinggi. Sistem ini memberi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kesempatan kepada seseorang untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">maju. Kesempatan untuk menaiki strata </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang lebih tinggi mendorong seseorang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melakukan perubahan ke arah yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lebih baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>8) Orientasi ke Masa Depan (Visioner)</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pandangan yang visioner mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">seseorang melakukan beragam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan. Bagi mereka masa lalu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bukan sebagai pedoman hidup.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Masa depan harus lebih baik dari masa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sekarang. Visi inilah yang mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">seseorang melakukan perubahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>9) Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Suatu perubahan akan berdampak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">besar jika setiap orang menerima </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berbeda jika tidak ada seorang pun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang menanggapi perubahan tersebut. S</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ikap mudah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menerima hal-hal baru mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadinya perubahan sosial budaya di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>10) Toleransi terhadap Perubahan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Adanya sikap </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima hal-hal </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">membawa kebaikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lain mengalami perubahan yang lamban.  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka terkukung </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam kebudayaan mereka dan pola-pola </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemikiran yang masih sederhana. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Contohnya suku-suku bangsa yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masih tinggal di pedalaman.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2) Masyarakat yang Bersikap Tradisional</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Umumnya masyarakat tradisional </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memegang kuat adat istiadat yang ada. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka menolak segala hal baru yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berkenaan dengan kehidupan sosial. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sikap ini menghambat masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut untuk maju.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3) Pendidikan yang Rendah</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Masyarakat yang berpendidikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">rendah umumnya tidak dapat menerima </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mereka masih bersifat sederhana. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka umumnya enggan mengikuti </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">gerak perubahan yang ada. Artinya, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat statis dan tidak mengalami </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan yang berarti.</span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">4) Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Orang (vested interest)</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menolak segala bentuk perubahan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka takut adanya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>5) Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>6) Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Mereka menolak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>7) Hambatan Ideologis</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. S</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">etiap orang memandang ideologi sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. P</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">erubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kuat dalam kehidupan sosial.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Faktor Intern</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1) Bertambah dan Berkurangnya Penduduk</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bertambah atau berkurangnya penduduk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">disebabkan oleh angka kelahiran, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kematian, dan migrasi yang selalu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berubah-ubah. Perubahan jumlah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">penduduk menyebabkan perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">struktur masyarakat, terutama menyangkut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lembaga-lembaga kemasyarakatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pesatnya perkembangan kota </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mendorong terjadinya urbanisasi. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jumlah penduduk di kota pun bertamba</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">. Kota menjadi penuh sesak, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">muncul pengangguran yang mampu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">meningkatkan angka kriminalitas. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sementara desa kehilangan tenaga kerja produktif, banyak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lahan pertanian kosong karena ditinggalkan pemiliknya.  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2) Adanya Penemuan Baru (Inovasi)</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Penemuan baru didorong adanya discovery </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan invention. Discovery adalah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suatu penemuan dari unsur kebudayaan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">baru, baik berupa alat atau ide baru yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diciptakan oleh seorang atau beberapa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">individu dalam masyarakat. Suatu discovery </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat berubah menjadi invention </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">jika masyarakat sudah mengakui, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menerima, dan menerapkan penemuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut Koentjaraningrat, ada tiga hal yang mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">munculnya penemuan-penemuan baru, yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kesadaran masyarakat terhadap kekurangan dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kehidupannya;</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kualitas ahli atau anggota masyarakat; dan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat.</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3) Konflik yang Terjadi dalam Masyarakat</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pertentangan dalam masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat menyebabkan perubahan sosial </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">budaya. Misalnya konflik yang terjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pada masyarakat Ambon. Berpuluh-puluh </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">bangunan rusak, beratus-ratus </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">orang kehilangan sanak saudara, kenyamanan, </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">dan keamanan masyarakat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi terganggu. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Konflik terjadi karena ada </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perbedaan-perbedaan. Ketika perbedaan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">diperuncing dan menuntut persamaan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadinya konflik tidak terelakkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4) Pemberontakan dan Revolusi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pemberontakan terjadi karena masyarakat merasa tidak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">puas dengan keadaan saat itu. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Situasi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan kondisi tersebut mendorong munculnya revolusi sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">wujud dari pemberontakan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Contohnya Revolusi Mei tahun 1998 yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terjadi di Indonesia. Adanya revolusi membawa perubahan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">besar dari sistem pemerintahan sampai pada sistem </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemasyarakatan. Contohnya terjadinya perubahan kepala </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">negara, wakil kepala negara, struktur kabinet sampai pada pola </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perilaku masyarakatnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Faktor Ekstern</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">budaya. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1) Perubahan Alam</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Bencana alam seperti gempa bumi, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">gunung meletus, tsunami, dan musibah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">banjir dapat memicu munculnya perubahan </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">sosial budaya. Bencana </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">banjir bandang yang terjadi pada awal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tahun 2008. Curah hujan yang tinggi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyebabkan rumah, sekolah, pabrik, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan gedung pemerintahan terendam air. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akses jalan, kereta api, dan aliran listrik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi terhambat. Banyak orang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tinggal dalam pengungsian dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sarana yang terbatas. Mereka pun kehilangan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pekerjaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2) Peperangan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Peperangan bisa memicu terjadinya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perubahan sosial budaya dalam masyarakat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mereka hidup dengan perasaan takut </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">dan waswas. Masyarakat kita pernah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengalaminya saat mempertahankan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemerdekaan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Masyarakat merasa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tertekan dan secara psikologis kehidupannya </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">penuh dengan ketakutan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akibatnya, struktur masyarakat, pola </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perilaku, dan pemikiran mereka pun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengalami perubahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3) Pengaruh Kebudayaan Lain</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hubungan antara dua masyarakat yang berbeda kebudayaan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memiliki kecenderungan untuk saling mempengaruhi satu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sama lain. Akhirnya, memicu munculnya perubahan sosial. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tiap-tiap masyarakat melakukan penyebaran kebudayaan yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menghasilkan kebudayaan baru. Proses ini dapat berlangsung </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">melalui tiga cara, yaitu difusi, akulturasi, dan asimilasi.</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kebudayaan dari orang per orang kepada orang perorangan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang lain dan dari masyarakat ke masyarakat yang lain.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Akulturasi adalah pembauran antarbudaya yang masih terlihat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masing-masing sifat khasnya. </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Asimilasi adalah pembauran </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">antarkebudayaan yang menghasilkan budaya yang sama sekali </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">baru sehingga kebudayaan lama tidak terlihat.</span></li></ul><ul></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"></span></div></div></div>

Perubahan Sosial Budaya

Perubahan Sosial Budaya. Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam il...

Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Seluruh bangsa di dunia berhak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk memperoleh kemerdekaannya. Untuk mempertahankan hak </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemerdekaan itu, bangsa-bangsa di dunia rela mengorbankan harta, benda, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bahkan nyawa. Hal ini pula yang terjadi di bumi Indonesia. Setelah meraih </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemerdekaannya, bangsa Indonesia bertekad menjaga kemerdekaan yang </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">telah berhasil diraih itu. Bentuk negara serikat yang disepakati berdasarkan Konferensi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Meja Bundar, ternyata bukanlah cita-cita bangsa Indonesia. Bangsa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia pun mulai berbenah diri untuk dapat kembali dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Proses Kembalinya Indonesia Sebagai Negara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesatuan</span></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Belanda berniat melancarkan politik devide et impera dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">wilayah Indonesia. Setelah melaksanakan agresi militer pertama, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Belanda membagi Indonesia dalam enam negara bagian, yaitu Negara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Negara Madura, Negara Jawa Timur, dan Negara Pasundan. Selain </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">itu, Belanda juga mendirikan sembilan daerah otonom di wilayah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setelah mendirikan enam negara boneka dan sembilan daerah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">otonom,  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Agresi militer Belanda II, menyebabkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia mendapatkan simpati dari dunia internasional. Akhirnya, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Konferensi Meja Bundar.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">penandatanganan pengakuan kedaulatan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia berubah bentuk menjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">negara Serikat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Meskipun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengubah RIS kembali menjadi Negara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Negara Indonesia Timur (NIT) yang merupakan negara boneka </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Belanda pertama, ternyata banyak mengalami kerusuhan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Presiden NIT yaitu Cokorde Gde Raka Sukawati mengumumkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keinginan NIT untuk bergabung dengan Indonesia. P</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ada tanggal 19 Mei 1950 diadakan konferensi yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dihadiri oleh wakil-wakil RIS dan RI dengan keputusan inti sebagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesediaan bersama untuk kembali mewujudkan NKRI.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada perubahan Konstitusi seperti penghapusan senat, susunan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">DPRS baru, kabinet sifatnya parlementer, dan DPA dihapuskan. </span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Disepakati pula bahwa Soekarno tetap menjadi presiden </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">NKRI. Pada tanggal 17 Agustus 1950 bendera Merah Putih dikibarkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">di depan istana bekas gubernur jenderal Belanda yang telah dijadikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Istana Merdeka.  </span><br /><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2. Perekonomian Pasca Pengakuan Kedaulatan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda, bangsa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia mengalami krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kenyataan bahwa bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keuangan akibat ketentuan-ketentuan dalam Konferensi Meja Bundar, </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">situasi politik yang belum stabil, dan adanya kenyataan bahwa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perusahaan swasta besar dan bank pada saat itu masih dikuasai oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">orang-orang Belanda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk mengatasi krisis, Kabinet Sukiman  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">(1951–195) menjalankan kebijakan </span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL8FVdCp4d2eJzJE-QSvSy1tmh5QSt_fyuRIqAVpdSzhLebcBaJSjZuiO-oXmFrBn48FWnxg7MNh0xu2xEHe74BC_YdJYGyroaR13bYHkNaweuypdcZcFM-7zdjVeSZ4huXNbHNSvYXDw0/s1600/de_javansche_bank.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.1em; margin-left: 0.3em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL8FVdCp4d2eJzJE-QSvSy1tmh5QSt_fyuRIqAVpdSzhLebcBaJSjZuiO-oXmFrBn48FWnxg7MNh0xu2xEHe74BC_YdJYGyroaR13bYHkNaweuypdcZcFM-7zdjVeSZ4huXNbHNSvYXDw0/s1600/de_javansche_bank.png" /></a></span></div><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">nasionalisasi </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">De Javasche Bank menjadi Bank </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia. Nasionalisasi dapat diartikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebagai tindakan untuk menjadikan sesuatu </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kekayaan milik asing menjadi milik negara. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kebijakan nasionalisasi De Javasche Bank </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">nasionalisasi De Javasche Bank Nomor 24 </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tahun 1951. Sebelumnya, pemerintah telah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memberhentikan Presiden De Javasche Bank, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dr. Howink dan mengangkat Mr. Syafrudin </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Prawiranegara. Nasionalisasi De Javasche </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Bank melengkapi kepemilikan pemerintah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terhadap bank-bank peninggalan Belanda.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak tahun 1950 bangsa Indonesia mulai meninggalkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sistem perekonomian kolonial dan menggantinya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan sistem ekonomi nasional. Pelopor perokonomian </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">nasional adalah Drs. Moh. Hatta yang menyatakan bahwa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ekonomi bangsa Indonesia harus dibangun oleh bangsa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia sendiri dengan asas gotong royong. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemikiran untuk menyusun perekonomian nasional </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dilanjutkan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Beliau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menyatakan bahwa dalam alam kemerdekaan perlu diadakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kelas pengusaha melalui Gerakan Benteng. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gerakan Benteng merupakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kebijakan untuk melindungi pengusaha-pengusaha pribumi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">karena desakan pengusaha kuat bermodal besar yang berasal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dari golongan nonpribumi. Para pengusaha pribumi mendapat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lisensi (semacam hak istimewa) dalam dunia bisnis.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3. Pemilu 1955</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Anggota DPRS yang dipilih dari hasil kompromi antara golongan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">unitaris dengan federalis perlu segera diganti melalui pemilu. Selain </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">itu, UUDS juga perlu untuk diganti karena bersifat sementara. P</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">emilu dilaksanakan guna memilih anggota </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">konstituante yang bertugas menyusun UUD baru. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemilu untuk memilih anggota DPR ditetapkan pada tanggal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">29 September 1955. Pemilu untuk memilih anggota konstituante </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ditetapkan untuk dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955.  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pemilu 1955 diikuti oleh 28 partai dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">beberapa calon perorangan dengan jumlah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemilih 39 juta orang. Pemilu untuk memilih </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">anggota DPR hasilnya hampir sama dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemilu untuk memilih anggota konstituante. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tampil sebagai empat besar pengumpul suara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terbanyak adalah PNI, Masyumi, NU, dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">PKI. Anggota DPR dilantik di Jakarta, sedangkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Konstituante dilantik di Bandung. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selanjutnya, Kabinet Burhanuddin </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Harahap (Masyumi) sebagai penyelenggara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemilu menyerahkan mandatnya kepada </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">presiden. Kabinet baru di bawah pimpinan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ali Sastroamidjojo (PNI) pun segera melaksanakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tugasnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4. Dekrit Presiden 5 Juli 1959</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menjelang tahun 1959 Indonesia banyak mengalami permasalahan. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam bidang politik, sering terjadi pergantian kabinet. Rakyat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">semakin merasakan partai politik lebih mengutamakan kepentingan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sendiri dan ketidakmampuan konstituante melaksanakan tugasnya. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Konstituante tidak berhasil menyusun UUD baru guna menggantikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">UUDS. Dengan anggota yang berjumlah 542 orang dan berasal dari </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">banyak partai menyebabkan konflik dalam badan konstituante sulit </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dihindarkan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dalam bidang keamanan, terjadi pergolakan yang ditimbulkan oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan Sulawesi Selatan serta pemberontakan PRRI dan Permesta. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemberontakan-pemberontakan dipicu oleh ketidakpuasan daerah </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">kepada pemerintah pusat. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Situasi dalam negeri yang semakin tidak menentu mendorong </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Presiden Soekarno mengajukan konsepsi yang berisi hal-hal berikut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ini.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sistem demokrasi parlementer secara Barat tidak sesuai dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kepribadian Indonesia karena itu harus diganti dengan sistem </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">demokrasi terpimpin.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk melaksanakan demokrasi terpimpin perlu dibentuk Kabinet </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gotong Royong yang anggotanya terdiri atas semua partai atau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">organisasi berdasarkan perimbangan kekuatan dalam masyarakat.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pembentukan Dewan Nasional terdiri atas golongan-golongan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">fungsional yang bertugas sebagai penasihat kabinet.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam suasana pro </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan kontra ini, pada tanggal 25 April 1959 </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Presiden Soekarno menyampaikan amanat di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">depan anggota konstituante, yang berisi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">anjuran untuk kembali pada UUD 1945. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Amanat ini menjadi perdebatan di konstituante </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sehingga diputuskan untuk diadakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemungutan suara. Ternyata, hasil pemungutan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suara menunjukkan bahwa kurang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dari 2/3 anggota konstituante menyetujui </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk kembali pada UUD 1945. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kegagalan konstituante untuk menyusun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan menetapkan sebuah UUD serta perdebatan- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perdebatan di dalamnya, menyebabkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">situasi politik semakin tidak menentu. Kondisi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ini mendorong Presiden Soekarno mengambil </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">langkah yang sebenarnya bertentangan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan undang-undang (inkonstitusional).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada tanggal 5 Juli 1959 dalam suatu acara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">resmi di Istana Merdeka, Presiden Soekarno </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengeluarkan dekrit yang selanjutnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Inti dari Dekrit Presiden ini sebagai berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pembubaran konstituante.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pembentukan MPRS dan DPAS.</span></li></ol></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dengan dekrit ini, berarti Kabinet Parlementer di bawah pimpinan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Perdana Menteri Djuanda dinyatakan demisioner. Kabinet digantikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">oleh Kabinet Presidensial yang langsung dipimpin oleh Presiden </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Soekarno. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi tonggak bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin di Indonesia. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada masa demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno mempunyai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kekuasaan yang besar. Bahkan, pada tanggal 5 Maret 1960 Presiden </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Soekarno memiliki kemampuan untuk membubarkan DPR hasil </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemilu 1955. Selain itu, melalui Penetapan Presiden No. 2 Tahun </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">1959, Presiden Soekarno membentuk MPRS yang anggota-anggotanya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diangkat dan diberhentikan oleh presiden.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>5. Gangguan Keamanan Dalam Negeri</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sejak memperoleh kedaulatan, bangsa Indonesia banyak mengalami </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pergolakan di daerah. Hal ini dipicu oleh kurang harmonisnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hubungan pusat-daerah, persaingan ideologis dan masalah sosial politik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">lainnya. Dalam perkembangannya, pergolakan-pergolakan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tersebut mengarah pada gerakan separatis yang berniat memisahkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pergolakan yang terjadi pada umumnya berbentuk gangguan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keamanan berupa pemberontakan-pemberontakan bersenjata. Beberapa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pemberontakan tersebut antara lain Darul Islam/Tentara Islam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia (DI/TII), Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Republik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Indonesia (PRRI), dan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta).  </span></div></div>