Tidak hanya dilego ke sebuah perusahaan Malaysia, Friendster pun telah ancang-ancang untuk fokus menggarap pasar di kawasan Asia dengan melakukan "permak wajah". Bagi para pengguna Friendster yang lama tak berkunjung ke situs jejaring sosial ini tentu akan melihat perubahan besar jika menengoknya saat ini.
Tampilannya lebih fresh dengan logo baru dan latar belakang warna hijau. Pengaturan fiturnya pun lebih terlihat ramping dan makin lengkap dengan pilihan beragam aplikasi, game, forum, dan gift. Dan yang paling menyolok ada fitur baru yang disebut Shoutout mirip Facebook dan Twitter. Di kotak pengisian pesan tertulis "Tell your friends what you're doing right now..."
Perubahan ini sudah dilakukan sejak seminggu lalu seiring munculnya kabar bahwa Friendster bakal dijual ke perusahaan di Asia. Pasar terbesar Friendster memang di kawasan ini karena kalah populer dengan pesaingnya seperti Facebook dan MySpace di negara asalnya, AS.
Menurut Ian Stewart, pimpinan perwakilan Friendster di Singapura, seperti dilansir ZDNet minggu lalu, perubahan tampilan dan penambahan fitur-fitur tersebut ditujukan untuk menarik dan mempertahankan pengguna berusia 16-24 tahun. Ia mengatakan saat ini 80 persen pengguna Friendster memang pada rentang usia tersebut. Layanan tersebut memang akan okus ke remaja dan pemuda.
Fitur-fitur yang disediakan kini pun dimaksudkan untuk menarik para pengguna usia muda untuk terus menggunakan Friendster dan saling berinteraksi setiap saat. Antara lain fitur Shoutout (teriak) untuk menyiarkan pesan status, komentar terhadap pesan tersebut, album foto yang solid, inobox multimedia, kalender ulang tahun, dan wallet untuk membeli hadiah dalam bentuk maya untuk teman-teman.
Sekilas fitur-fitur Friendster mengadopsi Facebook. Pada Februari lalau, Facebook baru digunakan 175 juta pengguna dan menimgkat lebih dari dua kali lipat akhir tahun ini. Padahal Facebook baru didirikan pada tahun 2004 sedangkan Friendster, yang didirikan pada tahun 2002, baru digunakan 75 juta pengguna.
Meskipun demikian, Friendster optimistis dapat merengkuh pasar lebih besar dari kaasan Asia. "Hanya 16,5 persen dari Asia yang online," kata Stewart, menunjuk pada potensi pertumbuhan yang masih tinggi.
Kompas
http://sukse-uang.blogspot.com
Post a Comment