BONTANG - Pesta laut Bontang 2010, resmi dibuka Rabu (30/12) sore. Even budaya tahunan yang dipusatkan Kelurahan Bontang Kuala, tepatnya di perkampungan atas air ini benar-benar menyedot perhatian warga kota Taman. Tidak kurang dari seribu pengunjung memadati seremonial pembukaan yang terpusat di TPI II Bontang Kuala. Mereka terlihat antusias menyaksikan tarian Jepen dan tari kolosal Lembaga adat Guntung yang dipersembahkan oleh pihak penyelenggara.
Acara dibuka oleh Prof Dwi Nugroho, staff ahli Gubernur Kaltim Bidang Kemasyarakatan dan SDM. Hadir dalam perayaan ini Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam, beserta seluruh unsur Muspida Bontang, Putra Mahkota Kesultanan Kutai, Adji Pangeran Hario Kusuma Puger beserta rombongan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, serta puluhan perwakilan perusahaan.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana, Ahmad Evva Yuliansyah menjelaskan, sejarah pesta laut bagi masyarakat Bontang sudah berlangsung ratusan tahun. Pesta laut ini dikenal upacara mejamu karang yang dilakukan dengan memberikan sesaji kepada penguasa laut. Hal ini sebagai wujud syukur warga Bontang kepada Tuhan atas karunia yang diberikan, khususnya yang berupa sumber daya alam laut.
Namun seiring dengan perkembangan, pesta laut ini dibarengi dengan acara menjamu darat. Seperti halnya menjamu karang, upacara menjamu darat ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas karunia dari Sang Pencipta. "Jadi acara ini bukan hanya seremonial tapi juga mempunyai nilai kearifan alam yang ada di laut dan darat," ujar Ahmad.
Ahmad menyampaikan pesta akan berlangsung selama 5 hari mulai Rabu (30/12) hingga 3 Januari 2010, dan dimeriahkan oleh 13 lembaga adat yang ada di Bontang. Untuk pendanaan sendiri, menurut Ketua Panitia saat ini telah terkumpul bantuan sebesar Rp 100 juta dari pemerintah dan perusahaan.
Walikota Bontang Andi Sofyan Hasdam, dalam kesempatan itu juga menegaskan perlunya menjaga kelestarian budaya. Ia menjabarkan bahwa pesta laut Bontang juga bermakna penyatuan manusia dengan alam. "Sederhana saja kalau alam kita rusak maka kesejahteraan manusia yang hidup di sekitarnya akan turun," katanya.
Dalam konteks kelestarian ekosistem laut, Sofyan mengharapkan agar para nelayan yang hidup di atas laut tidak lagi menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom ikan yang merusak ekosistem terumbu karang. "Ini yang harus kita sadari jangan sampai adalagi yang masih menggunakan bom ikan," papar Sofyan.
http://sukses-uang.blogspot.com
Post a Comment