Jumlah kendaraan di Kota Taman hingga Maret 2012 ini lumayan banyak. Jika ditotal jumlahnya mencapai 87.968 unit, dengan berbagai jenis dan kegunaan. Menurut Kepala Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat), Iptu Edy Prasetya jumlah kendaraan bermotor yang di Bontang itu dibagi dengan berbagai jenis, yakni mobil penumpang 16.049 unit, bus 477 unit, mobil barang 5.675 unit, sepeda motor 67.194 unit dan kendaraan khusus sebanyak 154 unit.
“Jumlah kendaraan itu pemiliknya juga bervariasi. Ada yang milik perorangan dengan total 86.792, milik perusahaan atau umum 1.669 unit dan milik pemerintah 1.094 unit. Jumlah ini merupakan gabungan dari berbagai jenis kendaraan yang ada di Bontang,” katanya. Jumlah tersebut meningkat tajam dibanding akhir tahun lalu. Di mana jumlah roda dua tahun lalu mencapai 65.698 unit, sedangkan roda empat sebanyak 19.079 unit.
Jumlah tersebut sebenarnya tidak sebanding dengan pasokan bahan bakar (BBM). Data yang dihimpun Polres Bontang dari pemerintah, setiap harinya Bontang hanya mendapat pasokan 101 Kilo Liter (KL) BBM bersubsidi, dengan rincian 49 KL solar dan 62 KL premium.
Pasokan BBM itu disalurkan ke 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bontang, yakni di Koperasi Kilometer 6 Pupuk Kaltim di Jalan Brigjen Katamso, SPBU Kusnodo Suganda Jalan Jendral Sudirman Tanjung Laut, SPBU Akawi di Jalan MT Haryono dan APMS Bolum Buen Jalan KS Tubun.
Sebelumnya, Asisten Manajer Eksternal PT Pertamina UPms VI Bambang Irianto, mengatakan, pihaknya tetap menyalurkan BBM bersubsidi sesuai data acuan tahun lalu. Pihaknya tidak berani menambah kuota sebelum mendapat rincian kuota BBM dari pemerintah pusat.
“Pasokan BBM yang kami salurkan ke seluruh SPBU, sesuai rincian kuota yang diberikan tahun lalu. Kami belum bisa menambah pasokan BBM bersubsidi karena pemerintah dan DPR belum memberikan besaran kuota yang ditentukan. Setahu saya, besaran kuota itu ditentukan dengan mempertimbangkan aspek kemampuan keuangan negara,” kata Bambang.
Biasanya lanjut dia, penetapan jatah kuota BBM bersubsidi di tiap daerah paling cepat dikeluarkan Maret atau April mendatang. Untuk menentukannya harus mempertimbangkan data realisasi yang diberikan oleh Pertamina pada akhir 2011.
Kaltimpost.co.id
Post a Comment