Ikan sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta di Asia, yaitu Jepang, Taiwan dan China. Di negara lain seperti Australia, Indonesia serta beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi ikan sidat masih mangandalkan dari hasil tangkapan di alam. Ikan sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka budidaya ikan sidat dapat dilakukan di luar ruangan (outdoor).

Benih ikan sidat yang umum dibudidayakan terdiri dari dua jenis yaitu : Anguilla marmorata dan Anguilla bicolor. Kedua jenis ikan sidat ini diharapkan dapat mewakili dua habitat asli ikan sidat yaitu Anguilla marmorata mewakili perairan di daerah Sulawesi dan Anguilla bicolor mewakili perairan di daerah Selatan Jawa. Anguilla marmorata yang dibudidayakan umumnya berasal dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara) dan Poso (Sulawesi Tengah) sedangkan Anguilla bicolor berasal dari daerah selatan pulau Jawa.

Secara penampakan fisik Anguilla marmorata dapat dibedakan dengan Anguilla bicolor terutama pada bagian punggung dan perut. Anguilla marmorata mempunyai warna kulit punggung hitam dan bercorak (kembang) dengan bagian perut putih. Sedangkan untuk Anguilla bicolor mempunyai warna kulit punggung hitam dengan bagian perut berwarna putih kekuningan.

Ikan sidat sudah terpisah secara seksual. Perbedaan fisik antara jantan dan betina dapat terlihat setelah ikan sidat sudah mencapai ukuran dewasa dimana pejantan mempunyai mata lebih lebar dari betina pada ukuran panjang, berat dan usia yang sama. (MJ-Sidatmania).

Post a Comment

 
Top