Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Manusia

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dari definisi tersebut, secara garis besar terdapat tiga komponen penting, yaitu komponen fisik (abiotik), komponen hayati (biotik), dan komponen budaya.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglc0o5Db0ZD-aq2CHM79pRljE7_1ygoIvG8gA30QCO6D75PBEvLWPgvflOZIwXFFUYXfeSHXjaOKmmH_4YAj16SyfEfSYo42aM4mjb4c_SVMgmaaaNhrvGxahDwDvickPLtOXbVPiG-CRQ/s1600/fauna.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.1em; margin-left: 0.3em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglc0o5Db0ZD-aq2CHM79pRljE7_1ygoIvG8gA30QCO6D75PBEvLWPgvflOZIwXFFUYXfeSHXjaOKmmH_4YAj16SyfEfSYo42aM4mjb4c_SVMgmaaaNhrvGxahDwDvickPLtOXbVPiG-CRQ/s1600/fauna.png" /></a></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Komponen fisik yang terdapat dalam lingkungan hidup terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, senyawa kimia dan sebagainya. Fungsi komponen fisik dalam lingkungan hidup adalah sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Sebagai contoh, air diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mengalirkan zat-zat makanan, dan matahari merupakan energi utama untuk bergerak atau berubah. Jika unsur ini tidak ada, maka semua kehidupan yang terdapat di muka bumi ini akan terhenti. Tanah sebagai unsur lingkungan fisik menjadi medium tumbuhnya tanaman. Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Udara merupakan sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Komponen hayati dalam lingkungan hidup terdiri atas semua makhluk hidup yang terdapat di bumi, mulai dari tingkatan rendah sampai ke tingkat tinggi, dari bentuk yang paling kecil hingga yang paling besar. Sebagai contohnya adalah hewan, tumbuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Komponen manusia dan perilakunya merupakan unsur lingkungan hidup. Lingkungan sosial dan budaya berperan penting dalam memelihara keseimbangan tatanan lingkungan hidup. Lingkungan yang telah mendapat dominasi dari intervensi manusia biasa dikenal dengan lingkungan binaan. Penghayatan manusia terhadap nilai-nilai hidup keagamaan, moral dan etika lingkungan serta kearifan local senantiasa mengarahkan persepsi, tindakan manusia terhadap lingkungan hidup.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Lingkungan hidup terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan hayati, lingkungan sosial. Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk sistem jaringan  kehidupan. Lingkungan hidup merupakan wahana bagi keberlanjutan kehidupan. Selain itu arti pentingnya lingkungan hidup merupakan tempat tinggal atau habitus semua makhlk hidup dari mulai tingkat rendah sampai ke tingkat yang tinggi. Masing-masing spesies membentuk suatu kelompok. Tingkatan kelompok makhluk hidup yang hidup pada suatu wilayah, yaitu populasi, komunitas, ekosistem, biosfer ( Diknas, 2005 ). Kelompok makhluk hidup sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu wilayah, disebut populasi ( populasi manusia, populasi badak, populasi komodo ). Semua populasi dari berbagai jenis yang menempati daerah atau kawasan tertentu dinamakan komunitas. Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan , stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup dinamakan ekosistem.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Pengelolaan Lingkungan Hidup</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup (Mitra Info, 2000). Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insane lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungn hidup.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan / atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, disebut perusakan lingkungan hidup.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993). Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu, meliput sektoral, ekosistem, dan bidang ilmu. Dalam operasionalnya terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumberdaya alam nonhayati, perlindungan sumberdaya buatan, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragman hayati dan perubahan iklim.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah berkewajiban mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab: (a) para pengambil keputusan pengelolaan lingkungan hidup, (b) masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, (c) kemitraan antara masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup, (d) kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, (e) mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preventif, dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, (f) memanfaatkan dan mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan, (g) menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup, (h) menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan kepada masyarakat, dan (i) memberikan penghargaan kepada orang lain atau lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal). Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Amdal, yang dimaksud Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, disebut dampak besar dan penting. Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang wajb dilengkapi dengan dokumen Amdal saat ini diatur dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2000 tanggal 21 Februari 2000.  Dokumen Amdal meliputi Analisis dampak lingkungan hidup (Andal), rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup. Analisis dampak lingkungan hidup (Andal) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan, disebut rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL). Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan</span></div></div>

Arti Penting Lingkungan Hidup Bagi Manusia

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang ...

Read more »

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak. Pemerolehan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak dalam memiliki kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, yang berlangsung secara alami, dalam situasi non formal, spontan, dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak. Pemerolehan bahasa juga dapat terjadi secara serempak dua bahasa dan secara berurutan. Pemerolehan secara serempak dua bahasa terjadi pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual (menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual (menggunakan lebih dari dua bahasa). Sedangkan pemerolehan berturut dua bahasa terjadi bila anak menguasai dua bahasa dalam rentang waktu yang relatif berjauhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Strategi anak memperoleh bahasa melalui: (a) Peniruan, (b) Pengalaman lansung; (c) Mengingat; (d) Bermain, dan (e) Penyederhanaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak yaitu: 1) Faktor biologis; 2) Faktor lingkungan sosial; 3) Faktor intelegensi; 4) Faktor motivasi</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgphvoWZMSaI6RG5UxUAiVE2vI2tHdYw0-kZgs1QM57o_8wxAmMwLXFB73nuju0fFNPIQ6NlVsDSlLPOn33LOzmGHahGayjl2Jq0HBcGJFgQXbDKZ9O5pSLfFCqDt7hEg9E24BSaHWhbLyA/s1600/bahasaku.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.1em; margin-left: 0.3em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgphvoWZMSaI6RG5UxUAiVE2vI2tHdYw0-kZgs1QM57o_8wxAmMwLXFB73nuju0fFNPIQ6NlVsDSlLPOn33LOzmGHahGayjl2Jq0HBcGJFgQXbDKZ9O5pSLfFCqDt7hEg9E24BSaHWhbLyA/s1600/bahasaku.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Tarigan dapat dibagi atas: 1) Tahap pralinguistik; 2) Tahap satu-kata;3) Tahap dua kata; 4) Tahap banyak kata. Fase/tahap perkembangan bahasa menurut Ross dan Roe adalah: 1) Fase fonologis;2) Fase sintaktik; dan 3) Fase semantik Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang pula penguasaan anak-anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa itu terdiri atas subsistem, yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang bersifat aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa yang digunakan sebagai landasan dalam merancang, melakukan, dan menilai proses </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">belajar-mengajar bahasa. Pendekatan-pendekatan yang pernah digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah: pendekatan tujuan dan pendekatan struktural. Kemudian menyusul pendekatan-pendekatan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan keterampilan proses, whole language, pendekatan terpadu, kontekstual, dan komunikatif. Keterampilan proses adalah keterampilan yang dikembangkan guru menjadi keterampilan intelektual, sosial, dan fisik, yaitu kegiatan: (1) mengamati, (2) menggolongkan; (3) menafsirkan, (4) menerapkan; dan (5) mengkomunikasikan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa yang didasari oleh paham kontruktivistik. Dalam whole language bahasa diajarkan secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, wicara, membaca, dan menulis diajarkan secara terpadu (integrated) sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan. Dalam menerapkan whole language guru harus memahami dulu komponen-komponen whole language agar pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal. Komponen whole language adalah reading aloud, journal writing, sustained silent reading, shared reading, guided reading, guided writing, independent reading, dan independent writing.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kelas yang menerapkan whole language merupakan kelas yang kaya dengan barang cetak seperti buku, koran, majalah, dan buku petunjuk. Disamping itu, kelas whole language dibagi-bagi dalam sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara individu di sudut-sudut tersebut. Selanjutnya, kelas whole language menerapkan penilaian yang menggunakan portofolio dengan kehidupan nyata yang terjadi di lingkungan peserta didik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Komponen utama dalam pembelajaran menurut pendekatan kontekstual adalah: (1) konstruktivisme, (2) bertanya, (3) menemukan, (4) masyarakat& belajar, (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7) asesmen autentik. Berdasarkan komponen utama inilah penerapan pembelajaran dilaksanakan di kelas.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Konsep komunikatif meliputi kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kewacanaan, dan strategi. Kompetensi gramatikal mengacu pada kemampuan seseorang terhadap kaidah-kaidah bahasa. Kompetensi sosiolinguistik mencakup kemampuan pemahaman terhadap penutur, isi pesan komunikasi, alat penyampai, tujuan, mitra bicara. Kompetensi kewacanaan berkaitan dengan penguasaan seseorang terhadap aspek tuturan yang berupa kalimat paragraf, dan wacana. Kompetensi strategi mencakup kemampuan seseorang mengelola informasi menjadi sebuah wacana.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kegiatan komunikasi yang disajikan hendaknya yang betul-betul diperlukan peserta didik. Untuk mendorong peserta didik mau belajar hendaknya guru memberikan kegiatan belajar yang bermakna. Peran guru adalah sebagai pengorganisasi, pembimbing, peneliti, dan pembelajar. Materi pembelajaran hendaknya dapat memungkinkan diterapkannya metode permainan, simulasi, bermain drama, dan komunikasi pasangan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menerapkan metode tersebut adalah teknik drama.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Materi pembelajran bahasa berperan menunjukkan komunikasi peserta didik secara aktif. Penekanan komunikatif adalah penyajian materi dan kegiatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran lebih difokuskan pada penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Pelaksanaannya di kelas keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis mendapat perhatian yang serius.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selain pendekatan di atas masih ada pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia yang lain, di antaranya adalah pendekatan spiral, pendekatan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">quantum, pendekatan kooperatif, dan sebagainya. Sajian pertama pada awal-awal anak memasuki lingkungan sekolah </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">adalah program MMP (Membaca Menulis Permulaan). Dalam pelaksanaannya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">di dalam kelas dikenal bermacam-macam metode pembelajaran MMP, yakni </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode eja, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global, dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode SAS.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pembelajaran MMP dengan metode eja dimulai dengan pengenalan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">unsur bahasa terkecil yang membedakan makna, yakni huruf. Berbekal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengetahuan tentang huruf-huruf tersebut, kemudian pembelajaran MMP </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bergerak menuju satuan-satuan bahasa di atasnya, yakni suku kata, kata dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">akhirnya kalimat. Perbedaan dari kedua metode ini terletak pada cara pelafalan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">abjadnya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode suku kata dan metode kata memulai pembelajaran MMP dari </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suku-suku kata (metode suku kata) dan dari kata (metode kata). Proses </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran melalui kedua metode ini dilaksanakan dengan teknik mengupas </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan teknik merangkai.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Metode global dan metode SAS memiliki kesamaan dalam hal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengambilan titik tolak pembelajaran MMP. Proses pembelajaran dimaksud </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran MMP. Perbedaannya proses pembelajaran MMP dengan metode </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">global tidak disertai dengan proses sintesis, sedangkan SAS menuntut proses </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">analisis dan proses sintesis. Pengembangan metode SAS dilandasi oleh filsafat </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">strukturalisme</span></div></div>

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak

Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak. Pemerolehan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak dalam memiliki kemampuan berbahasa, b...

Read more »

Pecahan Senilai

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pecahan Senilai. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pecahan senilai biasa disebut juga pecahan ekivalen. </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pengertian dari pecahan senilai dapat kita gambarkan dengan cerita berikut ini. Ibu Luna membuat sebuah roti yang besar, sebagian roti tersebut kemudian dipotong dan dibagikan kepada semua anggota keluarganya yang terdiri atas empat orang. 1/8 bagian diberikan kepada Linda, 1/8 bagian yang lain diberikan kepada Lusi, adik Linda, ayah dan ibu Linda juga masing-masing </span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjluVI_SJUN-WTo9SCAcUV_x-dFvx_QNO97LXSysHnid9EGwawABFku3WbU9PkaLky4j6fLQrAn8f7CijG9IzM4jQjXH_Pd-cU58K1AGOkXUuwD6-MBW5ld4Rfc90vtjJ9pkV_JZiY9f8s/s1600/roti.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 0.1em; margin-left: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjluVI_SJUN-WTo9SCAcUV_x-dFvx_QNO97LXSysHnid9EGwawABFku3WbU9PkaLky4j6fLQrAn8f7CijG9IzM4jQjXH_Pd-cU58K1AGOkXUuwD6-MBW5ld4Rfc90vtjJ9pkV_JZiY9f8s/s1600/roti.png" /></a></span></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mendapat 1/8 bagian. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sisa roti yang belum dipotong, seperti yang terlihat pada gambar, tinggal 1/2 bagian dari besar roti mula-mula. Dapat dilihat pada gambar, jika semua roti yang sudah dipotong disatukan, besarnya sama dengan sisa puding yang belum dipotong.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Untuk memberikan pemahaman tentang pecahan senilai dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan peragaan kertas, garis bilangan pecahan, dan dengan tabel pecahan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Peragaan dengan kertas</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Misal kita akan menunjukkan contoh bahwa 1/2 = 2/4 = 4/8 dengan menggunakan 3 lembar kertas yang berbentuk persegipanjang. Anggap selembar kertas itu sebagai 1 bagian utuh. Satu lembar kertas dilipat menjadi 2 bagian yang sama, setiap bagian mewakili bilangan 1/2. Kemudian 1 lembar yang lain dilipat menjadi 2 bagian yang sama, sehingga bagian yang</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">mewakili 1/2 tadi menjadi 2/4. Bila digambarkan lipatan-lipatan tersebut sebagai berikut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGTk1_BsDqC_JRc8emkowYH8RqZlqoZWa3ZuMmZ1mggDbg6knx8U3XrJ6fFQPVxiyKflMChGc4zX9QkpIsVYx2dMGTGFtR8Y7sWb2L4FKwnxvbGhG2zy5uF6y_hKZlweZtASeBbKPrKis/s1600/pager1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGTk1_BsDqC_JRc8emkowYH8RqZlqoZWa3ZuMmZ1mggDbg6knx8U3XrJ6fFQPVxiyKflMChGc4zX9QkpIsVYx2dMGTGFtR8Y7sWb2L4FKwnxvbGhG2zy5uF6y_hKZlweZtASeBbKPrKis/s1600/pager1.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pada gambar di atas tampak jelas bahwa 1/2 senilai dengan 2/4 dan 4/8, sehingga 1/2 =2/4 = 4/8</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Peragaan dengan garis bilangan</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pecahan senilai dapat pula ditunjukkan dengan menggunakan alat peraga garis bilangan. Berikut ini ditunjukkan beberapa pecahan senilai dengan menggunakan garis bilangan, yang digambarkan pada kertas berpetak.</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ej6IfW3dY1KRtn-JGMOhpLnRYqs3gQzMIvj-GquryWQERwk38q1zf55VWcsJaexdrtQgXl2q_F6YNpTLGNFRYSR9wmIKpCfIVwZz0dpXcZE45dgofy_1YV_pj3MDBB3Y1GPp_WWiu9Y/s1600/pecahan_senilai.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ej6IfW3dY1KRtn-JGMOhpLnRYqs3gQzMIvj-GquryWQERwk38q1zf55VWcsJaexdrtQgXl2q_F6YNpTLGNFRYSR9wmIKpCfIVwZz0dpXcZE45dgofy_1YV_pj3MDBB3Y1GPp_WWiu9Y/s1600/pecahan_senilai.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>c. Peragaan dengan tabel pecahan</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Pecahan yang senilai dengan 1/4 dapat diperoleh dengan cara mengubah pecahan 1/4 </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi 2/8, 3/12 dan seterusnya. Untuk mempermudah perluasan pecahan ini dapat digunakan media tabel perkalian.</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjueC1B3cSh-68odTkugua5q8j9ZsNcZf2Eu_OuuE9VGzJUi4HAYmof7thUcSu5gKr2tZre_rHZpPfbDvqTx2W3DoGUNFvVgN3CPIo1mFJPbXxr2WiWIODrEkYtNV2D_Rz9mYTVyq33txI/s1600/pecahan_senilai.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjueC1B3cSh-68odTkugua5q8j9ZsNcZf2Eu_OuuE9VGzJUi4HAYmof7thUcSu5gKr2tZre_rHZpPfbDvqTx2W3DoGUNFvVgN3CPIo1mFJPbXxr2WiWIODrEkYtNV2D_Rz9mYTVyq33txI/s1600/pecahan_senilai.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kegiatan dilanjutkan untuk mencari pecahan-pecahan senilai yang lain. Dari peragaan dapat disimpulkan bahwa untuk mencari pecahan yang senilai dapat dilakukan dengan cara mengalikan/membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama, tetapi tidak nol.</span><br /><blockquote class="tr_bq"><b><i><span style="color: red;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kesimpulan : pecahan senilai dapat dicari dengan cara mengalikan/membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama</span></span></i></b></blockquote></div></div>

Pecahan Senilai

Pecahan Senilai.  Pecahan senilai biasa disebut juga pecahan ekivalen. Pengertian dari pecahan senilai dapat kita gambarkan dengan cerita be...

Read more »

Konsep Pecahan Desimal

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Konsep Pecahan Desimal. Pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya. Untuk mempelajari  konsep pecahan desimal, dapat dimulai dengan konsep pecahan persepuluhan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan dilanjutkan dengan pecahan perseratusan. Untuk pecahan perseribuan caranya analog dengan yang lain. Pemahaman tentang konsep penulisan pecahan desimal sangat penting bagi peserta didik dalam mempelajari materi pecahan desimal ini. Untuk memberikan pemahaman tentang pecahan desimal dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Mengenalkan konsep persepuluhan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Angka yang kita gunakan dalam penulisan ada 10 yaitu 0, 1, 2, …, 9. Karena 1/10 kurang dari 1 maka satuannya adalah 0 dan ditulis 0. Sedangkan angka yang berikutnya disepakati (di Indonesia) dipisahkan dengan tanda koma (,) yang menunjukkan persepuluhan. Dalam hal ini pecahan yang dimaksud bukan pecahan campuran. Cara menuliskan pecahan desimal persepuluhan dapat diurutkan dengan alternatif sebagai berikut ini.</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg2GaKFhcjMW-Y5Z-tuFjgm3Ha_E2Yd5L6E3_eazY61n2DU-IFla0Pf35cTZ3jC9OiAwSOK8BBEsia-FVVZUgy6GHFNMwfpAisKkNF3XVnzPECnbHliNdg-mNI_NMzmE54QO9YLIwziyI/s1600/pager1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg2GaKFhcjMW-Y5Z-tuFjgm3Ha_E2Yd5L6E3_eazY61n2DU-IFla0Pf35cTZ3jC9OiAwSOK8BBEsia-FVVZUgy6GHFNMwfpAisKkNF3XVnzPECnbHliNdg-mNI_NMzmE54QO9YLIwziyI/s1600/pager1.png" /></a></div><blockquote class="tr_bq"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kesimpulan : bila persepuluhan maka dibelakang koma ada 1 angka.</span></blockquote></div><b><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Mengenalkan konsep perseratusan</span></b><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk mengenalkan konsep perseratusan angka yang kita gunakan dimulai dari 10/100. Perhatikan contoh di bawah ini.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizdk4OZ7Js_Ey-pgY_Wtia9Kv_luWvGjjEgOblHIAGozoVwe_D4W4i4JoX_2gTuf2IbjNwrTaIo3DnC38TMVjXeFlOOsjpJv73EL-bRJur0RTC-iOQseh6i_oa1YZ0ONp2fbklDqyuaJY/s1600/pager1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizdk4OZ7Js_Ey-pgY_Wtia9Kv_luWvGjjEgOblHIAGozoVwe_D4W4i4JoX_2gTuf2IbjNwrTaIo3DnC38TMVjXeFlOOsjpJv73EL-bRJur0RTC-iOQseh6i_oa1YZ0ONp2fbklDqyuaJY/s1600/pager1.png" /></a></div><blockquote class="tr_bq"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kesimpulan : bila penyebut </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">perseratusan maka dibelakang koma ada 2 angka.</span></blockquote><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Selanjutnya adalah bagaimana  menuliskan pecahan perseratusan untuk 1/100. 2/100......9/100. Untuk menuliskan pecahan 1/100 dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4MqsAUr-4jifTxq7rlsR64XzmbF98IqPJIlKjAMPmri4rLZ-ZBCeYatCyothY4Echgh_aG2Mu5koDfos3Ai1lo9awOqj-8kAhC68pgBHsXnauA1Q8mxy3lOF9fDMQ-nc09ou0ppms2O4/s1600/pager1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4MqsAUr-4jifTxq7rlsR64XzmbF98IqPJIlKjAMPmri4rLZ-ZBCeYatCyothY4Echgh_aG2Mu5koDfos3Ai1lo9awOqj-8kAhC68pgBHsXnauA1Q8mxy3lOF9fDMQ-nc09ou0ppms2O4/s1600/pager1.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk penyebut perseribuan maka dibelakang koma ada 3 angka. Dengan pemahaman tentang penulisan pecahan desimal diharapkan pemahaman siswa terhadap pecahan desimal lebih menjadi lebih baik, selamat mencoba ! </span></div></div>

Konsep Pecahan Desimal

Konsep Pecahan Desimal. Pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh, seratus, seribu dan seterusnya. Untuk m...

Read more »

Tujuan Pendidikan

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran (umum dan khusus),  tujuan-tujuan itu bertingkat, berakumulasi, dan bersinergi untuk menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya,  yakni membangun manusia (peserta didik) yang sesuai dengan yang dicita-citakan. Hirarki tujuan pembelajaran Model-model Desain Pembelajaran </span><span style="text-align: left;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">dapat digambarkan sebagai berikut,</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEITKZB6IWL_Mz5mF0ix7kfhJALbLsiFWdHc9AKThjZta6SVE9q-Wa4QOCakyO277TYhqR-QNGWAQZm4chFUrhF7MZxl9gNFkE4nFF0b4AeFKNef1b93WCxn0bLZqBoALFI2iw9O3dtVU/s1600/tujuan_pendidikan.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><span style="color: black;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEITKZB6IWL_Mz5mF0ix7kfhJALbLsiFWdHc9AKThjZta6SVE9q-Wa4QOCakyO277TYhqR-QNGWAQZm4chFUrhF7MZxl9gNFkE4nFF0b4AeFKNef1b93WCxn0bLZqBoALFI2iw9O3dtVU/s1600/tujuan_pendidikan.png" /></span></a></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1. Tujuan Pendidikan Nasional</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang sifatnya umum dan  seringkali disebut dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ini merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah negara (Indonesia didasari oleh Pancasila).  </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional, tujuan pendidikan <span style="text-align: left;">nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa </span><span style="text-align: left;">dan mengembangkan</span><span class="Apple-tab-span" style="text-align: left; white-space: pre;"> </span><span style="text-align: left;"> manusia</span><span class="Apple-tab-span" style="text-align: left; white-space: pre;"> </span><span style="text-align: left;">Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap  </span>Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2. Tujuan Institusional/Lembaga</b></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh  setiap sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini  merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan  sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri- sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional ini sifatnya lebih kongkrit. Tujuan institusional ini dapat dilihat dalam  kurikulum setiap lembaga pendidikan.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan institusional juga merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang berbentuk kompetensi lulusan setiap jenjang seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan,dan pendidikan tinggi. </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan :</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut yang sesuai dengan kejuruannya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Standar kompetensu lulusan pada pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi yang bermanfaat.</span></li></ul></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3. Tujuan Kurikuler</b></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) setiap bidang studi Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggabarkan tujuan institusional.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dalam peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 6 bahwa kurikulum jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari :</span><br /><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran estetika.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.</span></li></ol><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut, badan standar nasional pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran menjadi :</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhn Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian dan lain sebagainya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui kegiatan agama, akhlak mulia, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan berfikir, dan analisis peserta didik.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada satuan pendidikan SD/MI/SLB, tujuan tersebut dicapai melalui kegiatan bahasa, matamatika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada satuan pendidikan SMP/Mts/SMP-LB, tujuan ini dicapai melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMA-LB, tujuan ini dicapai melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi, dan muatan lokal yang relevan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pada satuan pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan,teknologi informasi dan komunikasi, dan muatan lokal yang relevan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dapat dicapai dengan kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, serta muatan lokal yang relevan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar menjadi sehat jasmani dan rohaninya, dan menumbuhkan rasa sportifitas yang tinggi. Tujuan ini dapat dicapai melalui kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.</span></li></ul></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4. Tujuan Instruksional/Pembelajaran</b></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap  kegiatan instruksional atau pembelajaran. Tujuan ini seringkali dibedakan menjadi dua bagian yaitu:</span></div><div><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tujuan Instruksional/Tujuan Pembelajaran Umum, Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan  instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP.</span></li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tujuan Instruksional/ Pembelajaran khusus, Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum tersebut dapat lebih dispesifikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.</span></li></span></ul></div></div></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>memudahkan<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>guru<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>dalam mengembangkan dan merumuskan tujuan pembelajaran khusus ada beberapa kriteria  yang dapat dijadikan patokan, yaitu:</span></div><div><ul><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menggunakan kata kerja operasional. Contohnya; Siswa dapat menerapkan rumus .........., bukan Siswa dapat<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>memahami ..........</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Harus dalam bentuk hasil belajar, bukan apa yang dipelajari.  Contohnya; Siswa dapat menjelaskan .........., bukan Siswa dapat mengetahui cara-cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Harus berbentuk tingkah laku siswa, bukan tingkah laku guru. Contohnya; Siswa dapat .........., bukan Guru dapat menjelaskan. ..........</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Hanya meliputi satu jenis kemampuan, agar mudah dalam menilai pencapaian tujuan. Bila lebih dari satu, dan setelah  diadakan tes, TIK tersebut tidak tercapai karena siswa tidak  dapat mengerjakan dengan benar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam menentukan kemampuan mana yang belum dikuasai dan mana yang sudah dikuasai.</span></li></ul></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Untuk<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>memudahkan<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>penjabaran<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>dan<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>perumusan tujuan instruksional/ pembelajaran khusus ini dapat dilakukan dengan memilah menjadi empat komponen, yaitu<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>ABCD, A=Audience, B=Behavior, C=Condition. dan D=Degree (Baker, 1971). Sedangkan Lee (1973) mengemukakan lima komponen, yaitu who (siapa; siswa/anak didik), behavior (tingkah laku), what (tentang  apa, apa yang dipelajari), criterion (kriteria ketercapaian tujuan), dan condition (dalam kondisi pembelajaran yang bagaimana). Dalam prakteknya, komponen dari Baker yang sering digunakan, dengan penjelasannya sebagai berikut :</span></div><div><div><ul><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>A = Audience</i>; sasaran siapa yang belajar. Dirumuskan secara  spesifik agar jelas untuk siapa tujuan belajar itu diarahkan.Contohnya; Siswa SD kelas 6, Siswa SMU kelas 1 semester 1  dan sebagainya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>B = Behavior</i>; perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan  atau dimunculkan siswa setelah KBM.Rumusan perilaku inimencakup kata kerja aktif transitif dan objeknya. Contohnya; menyebutkan bagian-bagian tumbuhan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>C = Condition</i>; keadaan/syarat yang harus dipenuhi atau  dikerjakan siswa saat dites. Contohnya; dengan mengamati,  tanpa membaca kamus, dengan benar dan sebagainya.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>D = Degree</i>; batas minimal tingkat keberhasilan terendah  yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Penentuan batas ini tergantung pada; jenis bahan materi, penting tidaknya materi, tinggi rendahnya sekolah, sifat kemampuan yang harus dimiliki. Contohnya; paling sedikit tiga buah,<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>paling<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>lambat<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>satu minggu, minimal<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>80% dan sebagainya.  </span></li></ul></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sebagai contoh rumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berisi empat komponen tersebut adalah ”Setelah membaca wacana </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang diberikan guru, siswa kelas 3 SMU semester 1 (unsur C dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">A) dapat menunjukkan contoh penggunaan gaya bahasa sarkasme </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">paling sedikit tiga buah (Unsur B dan D).” Pada kenyataannya, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">unsur A biasanya hanya ditulis satu kali di awal penulisan tujuan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">atau disebutkan pada identitas rencana pembelajaran. Begitu pula </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">halnya dengan unsur C, sering kali tidak disebutkan bila memang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tidak menekankan pada suatu kondisi pembelajaran yang khusus.</span></div></div><div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan merupakan dasar untuk mengukur keberhasilan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk menentukan materi,  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">strategi, media dan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian perilaku </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang di lakukan siswa merupakan perilaku dalam upaya untuk  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mencapai tujuan pembelajaran dan diharapkan tidak ada perilaku lain   </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">di luar tujuan pembelajaran. Sehingga diperlukan rumusan deskripsi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tentang cara untuk mengukur perilaku sebagai akibat dari hasil </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">belajar. Hal tersebut menjadi bagian penting yang dilakukan oleh  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">evaluasi pembelajaran dengan perumusan instrumen yang sesuai  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dengan tujuan pembelajaran.</span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Klasifikasi Tujuan Pembelajaran </b></span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oemar Hamalik (78 : 1995)  mengkalisifikasikan tujuan pembelajaran  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi tiga bagian, yaitu : (1) Berdasarkan pendekatanna, (2) </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berdasarkan jenis perilaku, (3) Berdasarkan Sumbernya. Berdasarkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pendekatannya, tujuan dapat dikelompokan menjadi :</span></div><div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan jangka panjang (long term )</i> yaitu tujuan yang berupa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengetahuan dan keterampilan yang digunakan sepanjang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">hidup. Tujuan ini terkait dengan nilai filosofis yang bersifat ideal</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sebagai tatanan nilai yang dianut sepanjang hayat dan terus </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">diupayakan ketercapaiannya. Misalnya tujuan untuk menjadikan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">manusia yang beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti yang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">luhur seperti yang terdapat dalam undang-undang sistem </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pendidikan nasional.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan antara (medium term)</i>. Tujuan ini diperoleh dari hasil  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pembelajaran di sekolah atau lembaga lembaga pendidikan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">formal.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan pembelajaran (course)</i> berkaitan dengan bidang studi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang akan diajarkan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan setiap unit pembelajaran</i>, hal ini berkaitan dengan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tujuan setiap pokok bahasan dalam setiap materi setiap bidang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">studi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Tujuan latihan</i>, yaitu tujuan pembelajaran yang spesifik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bertujuan untuk</span> <span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mengajarkan</span> <span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">aspek</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; white-space: pre;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">latihan</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; white-space: pre;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">berupa </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keterampilan dan lebih cenderung bersifat praktek.</span></li></ol></div></div><div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berdasarkan sumbernya, tujuan pembelajaran dapat didasarkan atas  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kebutuhan masyarakat, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan individu.  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sedangkan menurut jenis perilakunya tujuan dibedakan menjadi tiga  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yaitu : tujuan berupa kognitif, tujuan-tujuan apektif dan tujuan-tujuan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">psikomotorik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Blooms yang </span></div></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">menggunakan istilah ranah, yaitu ranah kognitif, ranah pasikomotorik  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan ranah apektif.  </span></div><div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. <i>Ranah Kognitif</i>, menekankan pada aspek intelektual dan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi, yaitu :</span></div><div><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Pengetahuan</i>. Pengetahuan menitik beratkan pada aspek  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ingatan terhadap materi yang telah dipelajari mulai dari fakta  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">sampai teori.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Pemahaman</i>.</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; white-space: pre;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemahaman merupakan langkah awal untuk</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat menjelaskan dan menguraikan sebuah konsep ataupun  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">pengertian. Pemahaman dapat berupa kemampuan dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memperkirakan, dan  menafsirkan. Misalnya : memahami </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">fakta dan prinsip, menafsirkan bahan lisan, menafsirkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bagan, menterjemahkan bahan verbal ke rumus matematika,  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dan sebagainya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Penerapan (aplikasi)</i>. Penerapan merupakan kemampuan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">untuk menggunakan  bahan yang telah dipelajari ke dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">situasi yang baru / nyata. Meliputi : aturan, metode, konsep, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">prinsip, hukum, teori. Misalnya mampu menerapkan sebuah  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">teori ke dalam situasi yang praktis, mempertunjukan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">metode dan prosedur tertentu.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><i>Analisis (pengkajian)</i>. Analisis merupakan kemampuan dalam merinci bahan menjadi bagian-bagian supaya  strukturnya mudah untuk dipahami. Meliputi identifikais  bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip tertentu.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Sintesis</i>. Adalah kemampuan mengkombinasikan bagian-</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">bagian</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menjadi </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">suatu keseluruhan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">baru </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yang </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memformulasikan  pola dan struktur baru. Contoh : menulis  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">cerita pendek yang kreatif, menyusun rencana penelitian,  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menggunakan bahan-bahan untuk memecahkan masalah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><i>Evaluasi</i>. Adalah kemampuan dalam mempertimbangkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">nilai untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kriteria eksternal. Contoh menilai sebuah karya orang lain, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">memberikan apresiasi terhadap hasil karya seni, membuat  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">justifikais terhadap sebuah fenomena yang terjadi dalam </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kehidupan sosial, dan sebagainya.</span></li></ul></div></div><div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. <i>Ranah Afektif</i>, adalah sikap , perasaan, emosi, dan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">masyarakat, dengan demikian ranah  ini sangat diperlukan bagi  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">siswa. Menurut Bloom, Krathwohl dan Masia, ranah afektif </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">terbagi menjadi lima tingkatan, yaitu : (1) penerimaan /</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">receiving,</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; white-space: pre;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">misalnya</span><span class="Apple-tab-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; white-space: pre;"> </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">kemampuan siswa untuk mau </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mendengarkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">guru dan media pembelajaran dengan melibatkan perasaan, </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">antusiasme dan semangat belajar yang tinggi. (2) sambutan / </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">responding : yaitu kemampuan siswa untuk memberikan timbal  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">balik positif terhadap lngkungan dalam pembelajaran misalnya : </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menanggapi, menyimak, bertanya dan berempai. (3) Menilai /</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">valuing : penerimaan terhadap nilai-nilai yang ditanamkan </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dalam pembelajaran, membuat pertimbangan terhadap berbagai </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">nilai untuk diyakini dan diaplikasikan. (4). Organisasi, dalam hal </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">ini kemampuan siswa dalam hal mengorganisasi suatu sistem </span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">nilai. (5). Karakterisasi dengan  suatu kompleks nilai. Misalnya :  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Siswa menyatukan nilai musik kedalam kehidupan pribadi dan  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">menerapkan konsep tersebut pada hobi pribadinya, minatnya </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">atau juga untuk karirnya.</span></div></div></div><div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. <i>Ranah Psikomotorik</i>,<span style="white-space: pre;"> </span>ranah ini menekankan pada gerakan- </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">gerakan jasmaniah dan kontrol fisik . Kecakapan-kecakapan fisik  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">dapat berupa pola-pola gerakan  atau keterampilan fisik baik </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">keterampilan fisik halus maupun kasar, menggunakan otot-otot </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">halus atau otot besar. </span></div></div></div>

Tujuan Pendidikan

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara d...

Read more »

Media Pembelajaran

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan penggunaan media, yaitu:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>a. Dale’s Cone of Experience (Kerucut Pengalaman Dale</b></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKghJoGeEPrCuEhEL9QeQmGwKIO49jyLrwTsvuqkMRA3APjxW0K8RQQdSiegiSpAXBUYusUv650ks1pxxsmdRWc2K2aLlrm6F68lthvJPznNMMIIoj1jyrisJuO4tXJW3Ph4HUi66mnmk/s1600/media_pembelajaran.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKghJoGeEPrCuEhEL9QeQmGwKIO49jyLrwTsvuqkMRA3APjxW0K8RQQdSiegiSpAXBUYusUv650ks1pxxsmdRWc2K2aLlrm6F68lthvJPznNMMIIoj1jyrisJuO4tXJW3Ph4HUi66mnmk/s1600/media_pembelajaran.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>b. Levie & Levie</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Stimulus visual membuahkan hasil yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dan konsep. Sebaliknya, stimulus verbal memberi hasil yang lebih baik apabila pembelajaran melibatkan ingatan yang berurutan (sekuensial).</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>c. Bruner (1966</b>)</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Ada 3 tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).</span><br /><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Beberapa fungsi media pembelajaran adalah : (1) Pemusat perhatian siswa; (2) Menggugah emosi siswa; (3) Membantu siswa memahami materi pembelajaran; (4) Membantu siswa mengorganisasikan informasi; (5) Membangkitkan motivasi belajar siswa; (6) Membuat pembelajaran menjadi lebih konkret; (7) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra; (8) Mengaktifkan pembelajaran; (9) Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru; dan (10) Mengaktifkan respon siswa.</span></div><div style="text-align: justify;"><ol><li><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pemusat perhatian siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media pembelajaran dapat berfungsi dengan baik sebagai pemusat perhatian siswa. Apalagi jika media pembelajaran itu bersifat menarik. Guru IPS dapat menarik perhatian siswa misal dengan hanya menempel peta di papan tulis saat akan memulai pembelajaran. Siswa akan selalu terpusat perhatiannya kepada hal-hal baru yang ditunjukkan atau dibawa oleh guru ke dalam ruang kelas. Jadi jangan ragu untuk selalu menggunakan media pembelajaran. </span></li><li><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menggugah emosi siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Emosi siswa terhadap suatu hal (dalam hal ini materi pembelajaran) dapat dengan mudah digugah dengan menggunakan media pembelajaran. Misalnya saja, mereka dapat dengan cepat bersimpati dengan orang yang memiliki kekurangan fisik dengan hanya menonton video singkat tentang seorang cacat yang harus dapat melakukan beragam kegiatan sehar-hari secara mandiri. Dengan media pembelajaran serupa kita dapat membuat siswa mencintai lingkungan dan peduli dengan kelestarian alam sekitar. </span></li></ol></div></div><br /><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membantu siswa memahami materi pembelajaran, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Jika guru ingin menggunakan media pembelajaran dan berhasil efektif, maka guru harus memilih media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang sesuai akan membantu siswa memahami materi pembelajaran yang sedang dibelajarkan. </span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membantu siswa mengorganisasikan informasi, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">B</span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">erbagai media pembelajaran seperti tampilan power point yang dirancang dengan sungguh-sungguh, menyajikan grafik atau bagan-bagan, atau diagram, dapat membantu siswa mengorganisasikan materi pembelajaran dengan lebih mudah. Guru dapat menyajikannya dengan menambahkan pula simbol-simbol khusus sehingga memperkuat retensi (daya ingat) siswa.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membangkitkan motivasi belajar siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru yang menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat membuat suasana kelas lebih hidup. Salah satu penyebabnya adalah karena media pembelajaran mempunyai fungsi penting yaitu sebagai pembangkit motivasi belajar. Siswa akan termotivasi untuk belajar bila guru mengajar di kelas mereka dengan menggunakan beragam media pembelajaran yang sesuai.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Membuat pembelajaran menjadi lebih kongkret,</b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> Banyak konsep-konsep abstrak yang harus dipelajari oleh siswa kita di kelas. Cara termudah untuk menyajikan sesuatu yang abstrak adalah dengan membantu mereka mengkongkretkannya melalui media pembelajaran. Pembelajaran yang abstrak sukar untuk ditangkap, berbalikan dengan pembelajaran yang lebih kongkret. </span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak peristiwa, konsep, atau objek yang harus dipelajari oleh siswa tetapi untuk menyajikannya secara langsung tidaklah mudah (bisa). Misalnya saja, jika guru ingin membawa siswa kepada masa-masa perang dunia ke-2 berkecamuk, maka guru dapat menyajikannya dengan media pembelajaran. Banyak video-video dokumentasi tentang perang dunia ke-2 ini tersedia di internet. Dengan menampilkannya di kelas pada saat pembelajaran, keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Pun jika misalnya guru ingin menyampaikan bagaimana bentuk seekor amuba yang sedang mengambil makanan, tentu hanya dengan menggunakan media pembelajaranlah tujuan ini dapat dicapai.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengaktifkan pembelajaran, </b> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Dijamin, penggunaan media pembelajaran akan mengaktifkan pembelajaran di kelas. Apalagi media pembelajaran yang dipilih dapat mengaakomodasi banyak siswa dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengannya. Pembelajaran yang aktif terbentuk ketika siswa-siswa dapat berinteraksi tidak hanya dengan guru atau dengan siswa lainnya, tetapi juga dengan media pembelajaran.</span></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengurangi kemungkinan pembelajaran yang melulu berpusat pada guru, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak guru seringkali terbawa suasana mengajar yang berpusat pada guru.Ini bukan berarti pembelajaran berpusat pada guru tidak baik. Akan tetapi pembelajaran, apabila melulu dilaksanakan dalam setting berpusat pada guru akan mengakibatkan kebosanan pada diri siswa. Media pembelajaran yang digunakan guru pada saat mengajar dapat mencegah guru untuk selalu terbawa pada kemungkinan ini, apalagi guru dengan cermat memilih media pembelajaran yang memungkinkan orientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa</span><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.</b></li><li style="text-align: justify;"><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengaktifkan respon siswa, </b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Banyak siswa malas merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru karena guru monoton dan pembelajaran selalu begitu-begitu saja. Pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai tujuan pembelajaran dapat mengatasi hal ini. Siswa akan memberikan respon positif terhadap / selama proses belajar mengajar berlangsung.</span></li><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b><br /></b></span><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Jenis-jenis Media Pembelajaran</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jenis Media Pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat banyak ragamnya. Dari yang paling sederhana dan murah, hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak yang meliputi :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media cetak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual diam</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio semi gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media visual semi gerak</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio visual diam</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media audio visual gerak</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">visual gerak : film bisu</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">komputer : CAI</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Sedangkan Henrich, dkk menggolongkan jenis media pembelajaran menjadi :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media yang tidak diproyeksikan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media yang diproyeksikan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media audio</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media video</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">media berbasis komputer</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">multi media kit.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>A. Media Visual</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Media yang tidak diproyeksikan</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. </span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Jenis-jenis media grafis adalah: 1) gambar / foto: paling umum digunakan 2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan. 3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme. 4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal. 5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>Media proyeksi</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: - Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu - Membuat sendiri secara manual</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>B. Media Audio</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Radio, Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>C. Media Audio Visual</b></span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas</span><b style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">.</b></li></ul></div>

Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, p...

Read more »

Model-model Desain Pembelajaran

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang teori dan aplikasi desain pembelajaran. Dikenal berbagai model disain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu. Sebut saja: Model ADDIE, Model ASSURE,  Model Dick dan Carey, Model PPSI, Model AT dan T, Model Degeng, Model Pengembangan Instruksional (MPI), Model Gerlach dan Ely, Model Kemp, Model ISD dan lain sebagainya. Berikut beberapa model desain pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>1. Model Dick and Carey</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah. Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi sebagaimana ditunjukkan Dick & Carey, bahwa telah banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan secara ajek dan berhasil mengembangkan perangkat yang efektif.. Dick and Carey memilah sembilan tahap dalam merancang pembelajaran sebagai berikut:</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitSQnDsn5qUfTVnQ1flPmGXWbxkyvWHwRwEco7RJ_RCp9GnkLafqxcNu1Op83DDOJP_2U4sTPTZkqV3CtbMgZGIAVbnAgCTQqyBJmBlkBWlblt7moxZg6WDY1RiXOCnQhYSlGqdVACuE/s1600/dick_and_carey.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiitSQnDsn5qUfTVnQ1flPmGXWbxkyvWHwRwEco7RJ_RCp9GnkLafqxcNu1Op83DDOJP_2U4sTPTZkqV3CtbMgZGIAVbnAgCTQqyBJmBlkBWlblt7moxZg6WDY1RiXOCnQhYSlGqdVACuE/s1600/dick_and_carey.png" /></a></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 1: Identify Instructional Goals</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 2. Conduct Instructional Analysis</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 3. Identify Entry Behaviors and Learner Characteristics</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 4: Write Performance Objectives</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 5. Develop Criterion-Referenced Test Items</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 6. Develop Instructional Strategy</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 7: Develop and Select Instructional Meterials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 8: Develop and Conduct Formative Evaluation </span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Stage 9: Develp and Conduct Summative Evaluation</span></li></ul></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>2. Model ASSURE</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat dari nama model tersebut, yaitu ASSURE. Menurut Smaldino, A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti Select strategy, technology, media, and materials, U berarti Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated and revise (Tepen, 2012). Model disain pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D. </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini merupakan akronim dari:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">A nalilyze Learner</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">S tate Objectives</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">S elect Methods, Media,and Materials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">U tilize Materials</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">R equires Learner Participation</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">E valuate and Revise</span></li></ul></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>3. Model Gerlach dan Ely</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYuGRqtxZmjpQu5YMe4iDdwmgs8svDO005UE0cwKLrOYCWlV_2dlqkzMDt7FZ6mfatLKqaFaf28rTXGmN-3rwCzL_PkMWsBN-cz_ZXuAGxD1TUWLaxS9uFM56mTNK1lrLaj0l6ZA3lUlQ/s1600/gerlah_and_erly.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 0.1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYuGRqtxZmjpQu5YMe4iDdwmgs8svDO005UE0cwKLrOYCWlV_2dlqkzMDt7FZ6mfatLKqaFaf28rTXGmN-3rwCzL_PkMWsBN-cz_ZXuAGxD1TUWLaxS9uFM56mTNK1lrLaj0l6ZA3lUlQ/s1600/gerlah_and_erly.png" /></a></div></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>4. Model ADDIE</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan namanya model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan akronimnya  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analysis:  menganalisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang  </span><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">tepat dan menentukan kompetensi siswa.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Design: menentukan  kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Development: memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Implementation: melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">(diadaptasi dari Pribadi, 2010:127)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>5. Model Degeng</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah disain pembelajaran yang berkonteks model elaborasi yaitu:</span></div><div style="text-align: justify;"><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis sumber belajar (kendala)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Analisis karakteristik si-belajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.</span></li></ul></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara skematis kedelapan langkah tersebut digambarkan sebagai berikut:</span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf98dprqGG3GorpfIxLpHZF8ffshu-L6YvAaH_ZcKMn4d0JouWgqjkozL5UTjNhPkKMO2yxvUe8xQKyikSnW4DsPNzrrP9DjCP9uB-CYhYYwyyOFByrWIHoxcWxKTqrygbeIYgkVSla-8/s1600/degeng.png" imageanchor="1" style="margin-left: 0.1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf98dprqGG3GorpfIxLpHZF8ffshu-L6YvAaH_ZcKMn4d0JouWgqjkozL5UTjNhPkKMO2yxvUe8xQKyikSnW4DsPNzrrP9DjCP9uB-CYhYYwyyOFByrWIHoxcWxKTqrygbeIYgkVSla-8/s1600/degeng.png" /></a></div><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>6. Model PPSI</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan pengajaran versi Performance Based Teacher Education (PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span> <span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">1. Perumusan tujuan, terdiri dari:</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini harus memenuhi 4 kriteria yaitu:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menggunakan istilah operasional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berbentuk hasil belajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berbentuk tingkah laku</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hanya satu jenis tingkah laku</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">2. Pengembangan alat evaluasi, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">3. Kegiatan belajar, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">4. Pengembangan program kegiatan, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merumuskan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menerapkan metode yang dipakai</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Alat pelajaran atau buku yang dipakai</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyusun jadwal</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">5. Pelaksanaan, meliputi:</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan pre tes</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyampaikan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan pos tes</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">d. Perbaikan</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>7. Model J.E. Kem</b>p</span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau desain intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :</span><br /><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau Standar Kompetensi.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menganalisis karakteristik peserta didik</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan materi pelajaran</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menetapkan penjajagan awal (pre test)</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menentukan strategi belajar mengajar</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengadakan evaluasi</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>8. Model ISD (Instructional system design).</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Rancangan sistem pembelajaran  merupakan prosedur  terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengembangkan adalah memandu dan menghasilkan materi pembelajaran.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks.</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran.</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><b>9. Model Pengembangan Instruksional (MPI)</b></span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap mengidentifikasi, tahap mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">a. Tahap Mengidentifikasi</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan instruksional umum</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Melakukan analisis instruksional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">b. Tahap Mengembangkan</span><br /><ul><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menulis tujuan instruksional khusus</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menulis tes acuan patokan</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menyusun strategi instruksional</span></li><li><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengembangkan bahan instruksional</span></li></ul><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">c. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang termasuk di dalamnya kegiatan merevisi </span><br /><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Anda tentu akan mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai model-model disain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada setting yang spesifik</span></div></div></div>

Model-model Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adal...

Read more »