Setelah elver ditebar ke dalam bak pemeliharaan, elver memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan pengenalan pakan buatan. Dalam masa adaptasi elver masih mengalami stress yang berakibat pada penurunan nasfu makan sehingga pada hari-hari awal pemeliharan pemberian pakan tidak perlu dipaksakan. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum atau sampai elver tidak memakan pakan yang diberikan.

Pakan yang diberikan pada tahap pendederan II berupa pakan pellet kemudian dibuat menjadi pasta. Dosis pemberian pakan sebanyak 5 – 10 % dari berat biomass. Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam satu hari yaitu pada pagi (06.00-07.00) dan malam (23.00-24.00). Elver sangat aktif makan pada saat sore sampai malam hari maka prosentasi pemberian pakan untuk pada sore hari lebih tinggi dari pada pagi hari (40 : 60). Hal ini dikarenakan pada saat sore sampai malam hari kandungan oksigen terlarut masih tinggi sehingga elver lebih aktif bergerak terutama untuk aktivitas makan.

Pergantian air selama masa pemeliharaan bisa mencapai 300% untuk menjaga kadar oksigen terlarut pada kisaran 20 ppm dan membuang kotoran yang terlarut di dalam air. Kotoran yang ada di dalam bak berasal dari sisa pakan, feses elver, dan kotoran lain yang datang dari air media. Untuk kotoran yang mengapung dapat diambil dengan menggunakan serok, kotoran yang terlarut dapat keluar melalui pergantian air dan kotoran yang mengendap dapat dikeluarkan dengan cara penyiphonan Penyiphonan dilakukan maksimal 10 hari sekali agar menghindari penimbunan amoniak yang berlebihan.

Tahap pendederan II dilakukan sampai elver berubah menjadi benih ikan sidat yang mempunyai bentuk dan warna yang sama. Benih ikan sidat mempunyai warna dan bentuk yang sama dengan dewasa dengan panjang tubuh sudah mencapai 10-12 cm. Tahap pendederan II memakan waktu selama 1,5 bulan dan menghasilkan benih ikan sidat dengan berat 10 gram dengan sintasan 80 %.

Pemanenan benih ikan sidat dilakukan pada sore hari agar menghindari stress akibat tingginya suhu pemeliharaan. Saat pemanenan air media pemeliharaan diturunkan hingga mencapai ketinggian antara 10-15 cm dari dasar bak. Apabila tinggi air sudah mencapai 10-15 cm segera pindahkan benih ikan sidat ke dalam wadah plastik dengan menggunakan serok. Penyerokan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai benih ikan sidat. Wadah plastik terlebih dahulu diisi air dengan volume ¾ dari volume total wadah lalu benih ikan sidat dapat ditempatkan ke dalam wadah. Apabila wadah plastik terisi lebih dari 100 ekor segera pindahkan ke dalam drum.

Penggunaan drum ini bertujuan untuk mempermudah proses pemindahan benih ikan sidat dari bak pendederan II ke dalam tambak karena jarak antara kedua tempat tersebut sekitar 1 km. Drum yang digunakan berupa drum besi silinder dengan kapasitas 200 liter. Selain drum besi wadah yang dapat digunakan bisa menggunakan drum dengan bahan dasar plastik. Sebelum digunakan drum harus dibersihkan dengan sabun lalu bilas sampai bersih. Pada bagian tengah drum dilubangi agar udara bisa masuk ke dalam drum sehingga memperbesar ventilasi selama saat transportasi berlangsung. (MJ-Sidatmania).

Post a Comment

 
Top